Suara.com - Memulai usahanya pada Bulan Februari tahun 2020 silam, Zainal Arifin langsung merasakan tantangan berat. Pasalnya, ia merintis getuk Krispi Srikaloka tepat satu bulan sebelum kasus pasien COVID-19 pertama di Indonesia dilaporkan. Seperti kebanyakan usaha lainnya, wabah Virus Corona juga menghambat bisnisnya berkembang.
Awalnya, Arifin mencoba peruntungan bisnis dengan berjualan getuk mini yang banyak dijual di pasar dan sentra jajanan pasar.
“Saat itu, yang memulai justru ibu saya. Malah saya tidak pernah terpikirkan akan terus berkembang hingga di titik ini,” ujar Arifin saat ditemui Suara.com di kediamannya di Jalan Kaliurang Blok H-10 Karangwuni, Caturtunggal, Sleman pada Sabtu (6/5/2023).
Pandemi COVID-19 yang menghantam ekonomi dunia juga turut dirasakan Arifin yang baru memulai usahanya. Namun, meski dengan hantaman tersebut, Ia terus berupaya agar usahanya bisa bertahan.
“Tidak lama setelah pengumuman COVID-19 kan terus lockdown semua. Jualan jadi sulit. Tapi, saya tetap usahakan, bagaimana caranya harus tetap jualan,” terang Arifin.
Titik balik usahanya bermula ketika sang ibu mendapatkan oleh-oleh makanan kreasi singkong dari Wisata Tawangmangu. Tertarik dengan rasanya yang unik, Arifin lantas mencoba untuk mencari tahu lebih dalam terkait produk-produk UMKM dengan bahan dasar singkong.
“Kebetulan, ternyata belum banyak pengusaha di sini [Sleman] yang jualan getuk krispi frozen. Sekalipun ada, skala penjualannya sangat kecil. Sementara, saya ingin mengembangkan produk getuk dengan singkong berkualitas yang menyasar pasar yang lebih besar,” ujar dia.
Dengan ide tersebut, Arifin kemudian menyadari, produk yang menarik minat pembeli tidak hanya soal rasa yang otentik. Melainkan juga kemasan yang menarik, teruji keamanannya secara resmi melalui BPOM dan tersertifikasi halal.
Butuh perjalanan yang tidak sebentar dalam mengembangkan UMKM getuk Srikaloka. Salah satunya, Arifin harus menunggu selama satu tahun untuk mendapatkan sertifikasi BPOM.
Baca Juga: Program Makmur Kopi, Bukti BUMN Komitmen Kembangkan Industri Kopi Indonesia
Untuk penyediaan bahan baku, Arifin menjelaskan, ia banyak menyerap singkong dari petani di Magelang, Wonosobo dan Salatiga dengan alasan bahan baku dari wilayah tersebut memiliki kualitas yang baik untuk getuk Srikaloka.
Sementara, untuk modal memulai usaha getuk Srikaloka, Arifin sama sekali tidak mengeluarkan sepeserpun uang alias nol rupiah. Semua modal awal ia dapatkan dari dukungan KUR BRI.
“Modal awal kita sepenuhnya dari KUR BRI. Saya sama sekali tidak mengeluarkan uang. Karena, saya sendiri sama sekali tidak memiliki modal saat itu. Tanpa KUR BRI, mungkin saya belum memulai usaha saya sendiri,” ucap Arifin, sembari sesekali tersenyum.
Arifin menerima dukungan dana melalui KUR BRI sebesar Rp30 juta. Modal tersebut, ia gunakan untuk membeli berbagai kebutuhan untuk mengembangkan usahanya seperti membeli peralatan produksi, perlengkapan, bahan baku dan lain sebagainya.
Terlebih lagi, BRIncubator UMKM BRILiaN yang diadakan di Rumah Kreatif BUMN atau BRICafe X Couvee diakuinya sangat banyak membantu dirinya dalam mengembangkan getuk krispi frozen Srikaloka lebih jauh. Terutama dalam pengenalan produk ke masyarakat dan penjualan secara online.
“Salah satu kendala yang paling saya rasakan selama mengembangkan UMKM adalah pengelolaan keuangan. Nah, di BRIncubator itu saya banyak mendapatkan ilmu yang membantu,” ungkap dia.
Saat ini, getuk Srikaloka telah memiliki dua orang karyawan dengan skala produksi mencapai 250 bungkus per hari melalui penjualan secara offline dan online. Omzet yang diraup Arifin berkisar Rpp4-8 juta dalam sebulan dengan keuntungan bersih mencapai 60 persen.
“Penjualan terjauh kami masih mencakup Jawa-Bali. Belum berani lebih luas dari itu karena produk frozen food dikhawatirkan kualitasnya menurun jika terlalu lama di perjalanan. Kami juga menggunakan pengiriman khusus agar memastikan produk bisa diterima dengan baik oleh pembeli,” ucap Arifin.
Bisnis getuk Srikaloka tidak selalu berjalan mulus. Bahkan, ada masa-masa Arifin merasa dirinya sempat ingin berhenti karena sulitnya memasarkan produk. Pada momen-momen itu, keluarganya selalu hadir memberikan dukungan hingga membuat dirinya kembali bangkit.
“Saya selalu mengembalikan semua yang didapatkan untuk keluarga. Jadi, saya bisa terus bertahan selama ini dengan getuk Srikaloka ya karena keluarga. Jadi semua ini saya dedikasikan untuk semua dukungan mereka hingga di titik ini,” pungkas Arifin.
Berita Terkait
-
Indonesia Jadi Negara Penghasil Kopi Terbesar Ke-4 di Dunia
-
Bos BRI Optimistis Bisnis Kopi Masih Akan Tumbuh dan Berkembang
-
Dirut BRI: Indonesia Sumbang 6,6% Produksi Kopi Dunia
-
Ketika Bos BRI Bicara Kopi di Indonesia Coffee Festival 2023
-
Program Makmur Kopi, Bukti BUMN Komitmen Kembangkan Industri Kopi Indonesia
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan