Suara.com - Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selama ini masih mengandalkan pasar domestik untuk menjual produk-produknya. Hal ini membuat kontribusi ekspor produk UMKM masih rendah.
Meski demikian masih banyak pelaku UMKM Tanah Air yang berharap bahwa produknya bisa tembus ke pasar internasional.
Salah satunya adalah Lawe Indonesia yang merupakan sebuah perusahaan sosial komunitas yang memberdayakan perempuan Indonesia dengan mengubah tenunan tradisional menjadi produk fungsional.
Agar produk tenunannya dikenal pasar global, Lawe Indonesia bekerjasama dengan Creativeans. Kedua belah pihak sepakat untuk menjalin kerjasama dalam mendukung misi "the Project Matters".
Melalui kerjasama ini, Creativeans siap membangun dan melakukan rebranding Lawe agar brand Lawe dan hasil karya-karya wanita Indonesia bisa dibawa ke pasar internasional.
Penandatangan MoU ini dilakukan oleh Wiraswati Yulian selaku Direktur Lawe Indonesia dan Kimming Yap selaku Direktur Creativeans.
Baik Lawe dan Creativeans menegaskan komitmen mereka lewat kampanye "The Project Matters" untuk menguatkan aspek promosi karya-karya hasil wanita Indonesia, khususnya hasil karya tenun tradisional untuk memperluas jangkauan pasarnya ke mancanegara, serta meningkatkan kesadaran konsumen baik lokal dan mancanegara akan value dari warisan kultur dan kerajinan tangan Indonesia.
The Project Matters, adalah prakarsa pro bono yang diinisiasi oleh Creativeans, yang bertujuan memberikan kesempatan unik untuk menampilkan dan mempromosikan kekayaan warisan budaya Indonesia, mendukung dan mengubah brand lokal menjadi lebih maju, dengan menyediakan sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan untuk berkembang di pasar-pasar kompetitif, khususnya pasar Internasional.
"Visi proyek ini adalah untuk menyoroti pelestarian dan promosi budaya Indonesia dengan memanfaatkan kekuatan branding, desain, dan sustainability, sehingga membawa value bagi brand itu sendiri, komunitas yang lebih luas, dan lainnya," ujar Kimming Yap selaku Direktur Creativeans yang dikutip Selasa (16/5/2023).
Baca Juga: Hadirkan Produk Berkualitas, Dua UMKM Binaan Pupuk Kaltim Meriahkan SMEs Hub ASEAN Summit 2023
Lebih lanjut, Kimming Yap menilai Lawe adalah brand yang tepat untuk menjalankan visi mereka untuk melestarikan serta mempromosikan budaya Indonesia.
“Tujuan kami adalah berkolaborasi dengan brand yang memiliki visi yang sama dengan kami. Kami juga bertekad untuk menciptakan kisah brand yang penuh arti, yang menginspirasi perubahan positif di komunitas kami. Dengan misi Creativeans to Build Brands that Matter, kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang berarti, baik untuk Lawe maupun untuk komunitas ini. Lawe adalah brand yang tepat sebagai penerima proyek ini. Oleh karena itu kami merasa terhormat untuk memulai perjalanan ini bersama Lawe," ujar Kimming Yap.
Lawe adalah sebuah perusahaan sosial komunitas yang memberdayakan perempuan Indonesia dengan mengubah tenunan tradisional menjadi produk fungsional. Bisnis ini fokus meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlibat dan membangun manusia, bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Lawe bekerja sama dengan para penenun untuk menyediakan bahan dasar, kemudian mengolahnya menjadi produk siap pakai, dengan desain produk disesuaikan berdasarkan kapasitas dan kemampuan para pengrajin. Para pengrajin melaksanakan produksi di rumah mereka sendiri, dan Lawe melakukan kontrol kualitas sebelum memasarkan produk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global