Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tampak sumringah melihat kinerjaAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 4 bulan pertama tahun 2023 ini. Pasalnya, APBN terus mencatatkan surplus yang cukup baik.
Diketahui per April 2023 APBN masih surplus sebesar Rp234,7 triliun atau 1,12 persen dari PDB dengan keseimbangan primer yang juga mengalami surplus sebesar Rp374,3 triliun.
“Jadi dalam empat bulan pertama dari APBN kita, kita mengalami surplus baik di keseimbangan primer maupun total overall balance dari APBN kita,” ungkap Menkeu pada Konferensi Pers APBN Kita yang dikutip Selasa (23/5/2023).
Kinerja positif APBN tersebut ditopang oleh penerimaan negara yang mencapai Rp1.000,05 triliun atau 40,6 persen dari APBN, tumbuh 17,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disamping itu, belanja negara juga tumbuh positif sebesar Rp765,8 triliun atau 25 persen dari total belanja tahun ini, naik 2 persen dibandingkan dengan tahun kemarin.
Harga komoditas terutama harga energi dan pangan per akhir April 2023 juga menunjukan tren penurunan yang berdampak pada penurunan tingkat inflasi dan ketahanan Indonesia terhadap tingkat suku bunga acuan di berbagai negara.
“Ini menggambarkan posisi Indonesia yang resilient terhadap kenaikan suku bunga yang sangat tinggi dari berbagai negara dan bahkan juga di Indonesia kita masih bertahan, ini hal positif yang kita jaga,” ungkapnya.
Menkeu juga menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2023 Indonesia menunjukan angka 5,03 persen, masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan mayoritas negara-negara lain di Eropa dan Asean yang ekonominya masih mengalami perlemahan.
Pertumbuhan ini didukung oleh sisi demand dan sisi supply secara seimbang. Sejalan dengan hal itu, sisi produksi, manufaktur, perdagangan, pertambangan, transportasi, serta sektor makanan, minuman dan akomodasi juga mengalami lonjakan pertumbuhan seiring dengan semakin terkendalinya pandemi dan normalisasi kegiatan ekonomi masyarakat.
“Kalau kita lihat dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang mulai terkendali maka juga kita lihat pengangguran dan kemiskinan mulai mengalami penurunan yang konsisten,” ujar Menteri Keuangan.
Baca Juga: Pandemi Kelar, Sri Mulyani Ungkap Empat Tantangan Global yang Menghadang
Meski begitu, sektor eksternal seperti ekspor dan impor yang mengalami pelunakan masih perlu untuk diwaspadai.
“Meskipun kita mengalami penurunan dari sisi harga dan nilai ekspor namun neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus 36 bulan berturut-turut,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi