Suara.com - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman, menyatakan bahwa setidaknya 4 hingga 5 persen dari total lahan kelapa sawit perlu diremajakan setiap tahun.
"Dengan mempertimbangkan umur tanaman kelapa sawit yang mencapai 25 tahun, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) atau penggantian tanaman per tahun harus mencakup 4 hingga 5 persen dari total lahan yang ditanami kelapa sawit, guna memastikan hasil panen tetap optimal," ujarnya dalam diskusi Palm Oil Financing Forum secara daring di Jakarta, pada hari Selasa (30/5/2023).
Dengan adanya 6,9 juta hektar kebun kelapa sawit rakyat di Indonesia, minimal seluas 310 ribu hektar kebun kelapa sawit rakyat perlu diremajakan setiap tahun.
Pemerintah telah menargetkan agar setidaknya 2,8 juta hektar kebun kelapa sawit dapat diremajakan sejak tahun 2016, tetapi realisasi program PSR baru mencakup 273 ribu hektar atau hanya 10 persen dari target yang ditetapkan.
Pemerintah juga berharap cakupan luas kebun kelapa sawit yang diremajakan dapat diperluas menjadi 540 ribu hektar pada tahun 2024, dua kali lipat dari posisi pada tahun 2022.
"Oleh karena itu, dalam waktu kurang dari 2 tahun mendatang, kita harus bekerja keras untuk mencapai target PSR tersebut sebagai bagian dari upaya meremajakan tanaman sawit di Indonesia dan terus meningkatkan kesejahteraan petani kecil," tambahnya.
Rizal, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries, mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong perluasan program PSR guna meningkatkan produksi kelapa sawit Indonesia. Hal ini dilakukan karena pemerintah tidak berencana untuk memperluas kebun kelapa sawit, meskipun produksinya cenderung stagnan.
"Program intensifikasi tanaman sawit menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi, antara lain melalui program peremajaan sawit rakyat dan penerapan praktik bercocok tanam sawit yang melibatkan pengendalian hama, penyediaan bibit unggul, penyediaan infrastruktur perkebunan sawit, serta pengolahan sawit yang efisien," jelasnya.
Baca Juga: Baparekraf ScaleUp Champions untuk Memberdayakan Startup Digital Indonesia
Berita Terkait
-
Sri Mulyani: Ekonomi RI, Tiongkok dan India Tumbuh Kuat, Tapi...
-
Hajatan Tahun Politik, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Melambung
-
4 Keuntungan Menyewa Rumah, Kenyamanan dan Fleksibilitas Menjadi Tujuan
-
Koperasi Modern Bukan Mimpi, Bisa Tiru Strategi Retail Modern
-
Baparekraf ScaleUp Champions untuk Memberdayakan Startup Digital Indonesia
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya