Suara.com - Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menggalang dukungan negara-negara Anggota International Maritime Organization (IMO) atau organisasi maritim internasional dalam rangka pencalonan kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2024-2025.
Upaya penggalangan dukungan tersebut tidak hanya dilakukan di dalam negeri dengan mengundang para Duta Besar negara anggota IMO dengan menghadiri Lunch atau Diplomatic Reception seperti yang telah diselenggarakan awal bulan Juli ini di Jakarta, namun juga dilakukan di sela-sela penyelenggaraan Sidang Council IMO ke 129 yang diselenggarakan di Markas Besar IMO di London Inggris.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, yang menjadi Delegasi Indonesia pada Sidang Council 129 tersebut, mengungkapkan bahwa delegasi Indonesia terus berupaya menggalang dukungan negara anggota IMO dalam rangka pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan IMO Kategori C periode 2024-2025.
Upaya penggalangan dukungan tersebut dilaksanakan dengan menggelar sejumlah kegiatan seperti Coffee Break bagi para anggota Dewan IMO pada tanggal 18 Juli lalu, side event dengan mengadakan pertemuan bilateral, serta menyelenggarakan lunch reception di gedung IMO London.
“Pada tanggal 18 Juli kemarin, Indonesia menjadi host coffee break. Hari ini, kita juga menggelar lunch reception di IMO Delegates Lounge,” terang Dirjen Arif dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/7/2023).
Pada penyelenggaraan Lunch Reception yang dihadiri oleh Negara Anggota IMO tersebut, Dirjen Arif menyampaikan bahwa Indonesia telah menjadi anggota aktif IMO sejak tahun 1961, dan telah menjadi anggota Dewan IMO yang berdedikasi sejak tahun 1973.
Oleh karena itulah, tahun ini Indonesia kembali mencalonkan diri untuk melanjutkan kontribusinya terhadap transportasi laut dunia dengan menjadi Anggota Dewan di bawah Kategori “C” periode 2024-2025 pada pemilihan anggota Dewan IMO di bulan Desember 2023 mendatang.
Dirjen Arif menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai tata kelola laut yang baik melalui beberapa langkah seperti penerapan standar global yang kuat dan kepatuhan terhadap Instrumen IMO tentang keselamatan dan keamanan pelayaran, perlindungan lingkungan laut termasuk kompetensi dan hak-hak dasar pelaut dengan bekerja sama dengan negara maritim lainnya, serta partisipasi perempuan dalam industri maritim.
Selain itu, Dirjen Arif juga menyampaikan bahwa Indonesia akan melanjutkan kemitraan dan memperluas Kerjasama dengan IMO dan negara-negara anggotanya untuk mencapai target bersama dan mewujudkan pemenuhan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, khususnya Sustainable Development Goals (SDG) 14 dan SDG terkait lainnya.
Baca Juga: Pengamat Maritim Indonesia Dianugerahi Gelar Doktor HC Oleh Universitas di India
Dia juga mengajak negara-negara Anggota untuk menjalin kerja sama dalam memajukan industri maritim dunia.
“Indonesia menyambut baik negara-negara anggota IMO yang ingin berpartisipasi dan berbagi praktik terbaik dalam mengembangkan pelabuhan yang cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri maritim,” tukasnya.
Dirjen Arif menyampaikan, bahwa saat ini Indonesia tengah berupaya meningkatkan jumlah pelabuhan yang cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasi kapal dan pelabuhan serta industri maritim nasional secara keseluruhan.
“Selain itu, Indonesia telah mengimplementasikan Maritime Single Window, yang dikenal sebagai Integrated Carrier Single Submission dan mengembangkan INAPORTNET sebagai administrasi sistem manajemen kapal yang sepenuhnya digital untuk kedatangan dan keberangkatan kapal, guna memfasilitasi transportasi laut domestik dan internasional dengan cara menyederhanakan dan menyelaraskan proses terkait secara sistematis, sesuai dengan amandemen Konvensi FAL,” terangnya.
Lebih lanjut, Dirjen Arif juga mengajak negara-negara Anggota IMO untuk memperkuat kerja sama dalam penerapan efisiensi energi dan energi terbarukan untuk mempercepat penurunan emisi GRK dari kapal.
Dengan strategi GHG awal IMO yang baru direvisi, Pemerintah Indonesia menurutnya, telah menyiapkan strategi yang mendorong dekarbonisasi pelayaran di tingkat nasional.
Dirjen Arif menjelaskan, bahwa Indonesia telah mengamanatkan penerapan langkah-langkah efisiensi energi, program peremajaan kapal, wajib melaporkan konsumsi bahan bakar untuk semua kapal berbendera Indonesia, pemasangan alat bantu navigasi tenaga surya, dan elektrifikasi pelabuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
AgenBRILink LQQ, Wujud Nyata Inklusi Keuangan BRI di Bengkulu Utara
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
DPR Kaji Ulang Status Pejabat BUMN, Bakal Kembali Jadi Penyelenggara Negara?
-
Kementerian BUMN Akan Jadi Badan Penyelenggara BUMN
-
Viral Proyek Yve Habitat Mangkrak Bikin Geram Konsumen, Pengembang Buka Suara
-
Dunia Pekerjaan Makin Canggih Tapi Lulusan Ilmu Komputer Banyak Menganggur, Apa Penyebabnya?
-
Buruh Girang Menkeu Purbaya Pertimbangkan Penurunan Cukai Hasil Tembakau
-
Wamen Nezar Ungkap 4 Fokus dalam Peta Jalan Pengembangan AI di Indonesia
-
Heboh RDN Dibobol, SIPF Pastikan Investor Punya Jaring Pengaman
-
Pemerintah Andalkan AI Jadi Mesin Ekonomi Baru Indonesia