Suara.com - Konsorsium PT Pertamina Hulu Energi North East Java bersama PT POSCO INTERNATIONAL ENP Indonesia (POSCO ENP) telah resmi mengelola Wilayah Kerja (WK) Bunga selama 30 tahun ke depan melalui penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) yang dilakukan bersamaan dengan opening ceremony IPA Convex ke-47.
KKS WK Bunga yang menggunakan bentuk Kontrak Bagi Hasil Cost Recovery tersebut ditandatangani oleh Direktur POSCO ENP, Jeon-Hyeok Lee dan Direktur PT Pertamina Hulu Energi North East Java, Endro Hartanto serta Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.
Proses penandatanganan KKS WK Bunga disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Wiko Migantoro dan Direktur Utama POSCO INTERNATIONAL Corporation (POSCO), Tak-Jeong.
Pemerintah telah menetapkan PT Pertamina Hulu Energi North East Java dan POSCO ENP sebagai pengelola WK Bunga dengan Participating Interest masing-masing sebesar 50% dan POSCO ENP sebagai operator.
WK Bunga berlokasi di laut dalam lepas pantai Jawa Timur dengan area seluas 8.500 km2 dan total investasi Komitmen Pasti 3 (tiga) tahun pertama masa eksplorasi sebesar US$ 4 juta yang meliputi kegiatan studi G&G serta akuisisi dan processing data seismik 3D seluas 350 km2.
PT Pertamina Hulu Energi North East Java merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina yang dikoordinir oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro, menjelaskan bahwa penandatanganan KKS WK Bunga mempertegas komitmen PHE untuk meningkatkan portofolio dan menemukan sumber daya domestik baru melalui eksplorasi menyusul pengelolaan aset eksplorasi WK East Natuna dan WK Peri Mahakam yang telah ditandatangani pada tahun yang sama.
"Pengelolaan WK Bunga sekaligus menjadi wujud nyata bagi PHE untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengelolaan aset laut dalam. Selain itu, PHE siap untuk bermitra secara strategis yang lebih luas dengan POSCO yang mana pengelolaan WK Bunga merupakan first entry bagi POSCO di usaha hulu migas di Indonesia,” terang Wiko ditulis Rabu (26/7/2023).
Kemitraan POSCO dan PHE diawali dengan pelaksanaan Studi Bersama (Joint Study) Wilayah Bunga pada tahun 2021-2022 dengan penemuan beberapa prospek dengan ekspektasi potensi eksplorasi yang tinggi sebelum wilayah tersebut diikutsertakan dalam Lelang Penawaran Langsung Tahap II Tahun 2022. Konsorsium POSCO dan PHE ditetapkan sebagai pemenang Lelang Penawaran Langsung WK Bunga oleh Pemerintah pada tanggal 21 Februari 2023.
Dengan penandatanganan KKS WK Bunga ini, Konsorsium akan melaksanakan studi G&G secara full scale untuk mengevaluasi potensi eksplorasi sebelum dilakukan pengeboran eksplorasi pertama.
Baca Juga: Pertamina dan Petronas Teken Perjanjian Jual Beli dengan Shell untuk 35% Kepemilikan di Blok Masela
Kepala SKK Migas merespons penandatanganan WK Bunga dengan penuh optimisme. Dwi menyatakan bahwa masuknya investasi baru di sektor hulu migas merupakan sebuah langkah yang sangat positif. Dia percaya bahwa adanya investasi ini akan memiliki efek yang signifikan dalam percepatan produksi migas, sehingga dapat membantu pencapaian target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Setelah WK Bunga ditandatangani, SKK Migas akan segera berkoordinasi dengan Kontraktor KKS untuk membahas program-program kerja yang akan dilaksanakan. Salah satu fokus utamanya adalah terkait dengan Komitmen Pasti. SKK Migas berkomitmen untuk mendukung dan mendorong agar program-program tersebut dapat segera dijalankan,” terang Dwi.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, dalam pembukaan IPA mengungkapkan bahwa di era transisi energi, minyak dan gas tetap memegang peranan penting untuk menyediakan energi yang terjangkau.
"Saat ini industri hulu migas menghadapi tantangan untuk tetap berkontribusi dalam mendukung pengurangan gas emisi. Indonesia masih mempunyai banyak potensi pengembangan energi untuk mendukung kedaulatan energi nasional," ungkap Arifin.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), untuk mendukung target Pemerintah dalam mencapai produksi minyak 1 Juta BOPD dan produksi gas 12 BCFD pada tahun 2030.
PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
MUI Tetapkan Fatwa Pajak Berkeadilan, DJP Kemenkeu: Nanti Coba Kami Tabayyun
-
Ekspor Kakao Indonesia Terancam Turun Akibat Ulah Donald Trump
-
Kembang-Kempis Industri Kakao Indonesia, Puluhan Pabrik Coklat Tutup
-
Bukan Sekali Dua Kali, PT Luckione Nekat Impor 8 Kontainer Zinc Powder Terkontaminasi Cesium-137
-
SMBC Indonesia Punya Ambisi Gunakan AI, Gimana Data Nasabah?
-
MMS Land Cari Peruntungan di Labuan Bajo Lewat Hotel Mewah
-
Penerimaan Pajak Lesu, Tapi Bosnya Bilang Sinyal Manis bagi Ekonomi Rakyat!
-
Produksi Belum Cukup, Kebutuhan Kilang Minyak dan BBM RI Masih Dipenuhi Impor
-
Pemerintah Pasang Gerbang Pemantau Radiasi untuk Cegat Barang Terkontaminasi Cs-137
-
AKR-BP dan Vivo Sudah Telan BBM Pertamina, Kapan Giliran Shell?