Suara.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mendorong kepada seluruh para Calon Presiden (Capres) yang akan bertarung di pesta demokrasi tahun 2024 mendatang untuk memiliki visi yang jelas mengenai Perpajakan Nasional.
Pasalnya, pajak merupakan tulang punggung APBN, namun harus diakui seringkali masih dilihat sebagai beban bagi para pengusaha. Padahal, dengan membayar pajak bisnis bisa menjadi lebih terkelola dengan baik serta dapat membangun kredibilitas usaha yang pengusaha jalankan.
Ketua Umum BPP HIPMI Akbar Buchari menjelaskan bahwa, kehadiran HIPMI dalam membentuk satu badan otonom terkait perpajakan merupakan bentuk komitmen yang serius dari pengusaha untuk membantu pemerintah dalam mencapai penerimaan negara melalui pajak.
“Literasi mengenai perpajakan ini harus terus dijalankan ke depannya, supaya kesadaran masyarakat untuk bayar pajak bisa meningkat. HIPMI bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak (DJP) Kementerian Keuangan,” ujarnya usai Pelantikan Badan Otonom (Banom) BPP HIPMI dan Seminar Nasional Perpajakan di Grand Sahid Jaya, Jakarta yang dikutip Kamis (27/7/2023).
Sementara itu, Ketua HIPMI Tax Center M. Arif Rohman Said Putra menjelaskan bahwa saat ini tax ratio kita masih tergolong rendah di banding negara- negara tetangga apalagi dengan negara anggota G20. Di tahun 2022 tax ratio kita masih dikasaran 10,4 %.
Sementara menurut OECD, suatu bangsa bisa menyelenggarakan pembangunan secara berkelanjutan apabila mempunyai tax ratio minimum di angka 15-16 %. Tentu kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama karena otoritas pajak dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak tidak mungkin bisa bekerja sendirian.
“Seluruh stakeholder harus bahu membahu agar penerimaan dari sektor pajak ini bisa ditingkatkan, pasalnya penerimaan perpajakan menyumbang 82% dari total pendapatan negara sehingga betul- betul menjadi tulang punggung APBN ” ujar Arif.
“Melihat betapa penting dan vitalnya penerimaan dari sektor perpajakan maka kami mendorong bahwa para capres yang nanti akan berkontestasi di 2024 harus mempunyai visi perpajakan yang jelas. Pajak juga harus menjadi diskursus publik utamanya dalam proses kontestasi tersebut dan juga setelahnya sehingga bisa meningkatkan awareness masyarakat terkait perpajakan Sehingga harapannya nantinya akan memberikan dampak positif terhadap penerimaan pajak ” tambahnya.
Arif juga berharap bahwa kedepan Pengusaha sebagai salah satu stakeholder utama bisa dilibatkan sejak awal dalam proses- proses pembuatan peraturan perpajakan sehingga Pengusaha ini tidak hanya sebagai objek namun juga sebagai subjek.
Baca Juga: Nah Loh! Budi Arie Keceplosan Bilang 'Kalah 2024 Bisa Masuk Penjara', Netizen: Nggak Bahaya Ta?
“Program yang sudah dimiliki oleh Direktorat Jendral Pajak harus dapat dimaksimalkan lagi ke depan. Dengan adanya Badan Otonom (Banom) Tax Center BPP HIPMI ini dapat menjadi jembatan dalam melakukan sosialisasi mengenai perpajakan di seluruh daerah,” tutupnya.
Sementara itu, menurut data Kementerian Keuangan hingga akhir Mei 2023. Penerimaan pajak dari seluruh sektor utama tercatat tumbuh positif meskipun mayoritas melambat dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.
Seperti halnya industri pengolahan dan perdagangan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan pajak sebesar 9,4 persen dan 9,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, dari sektor pertambangan juga masih tumbuh positif sebesar 62,9 persen, meski melambat dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai 259,7 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan