Suara.com - Menurut studi terbaru dari Forrester Consulting yang diprakarsai oleh FICO–dikenal sebagai studi ‘Current of Advanced Analytics Adoption’–sektor keuangan Indonesia sedang berada pada tahap awal kesiapan data dan analisis.
Studi ini menunjukkan bahwa meskipun mayoritas pemberi pinjaman di Indonesia saat ini sedang dalam tahap pengembangan atau eksplorasi strategi analisis tingkat lanjut, mereka menghadapi tantangan dalam mengeksekusi strategi ini dengan percaya diri.
Saat ini, 84% responden berkomitmen untuk mengembangkan strategi analisis tingkat lanjut di tahun mendatang, sementara 79% masih dalam tahap eksplorasi, menilai kelayakannya untuk bisnis mereka.
Secara menjanjikan, minat terhadap platform analisis tingkat lanjut terus meningkat, menandakan peralihan dari sistem lama yang terbatas.
Lebih dari separuh Lembaga Kasa Keuangan (LJK) di Indonesia siap untuk mengambil tindakan, dengan 67% berencana membangun lebih banyak aplikasi data, 59% ingin memanfaatkan analisis prediktif dan pembelajaran mesin interaktif, dan 54% menargetkan untuk memusatkan data nasabah di platform khusus perusahaan dalam satu atau dua tahun mendatang.
Selain itu, hampir setengah (49%) dari LJK di Indonesia juga berencana untuk membuat Pusat Keunggulan Wawasan (Insights Center of Excellence) untuk kecerdasan bisnis, analisis tingkat lanjut, ilmu data, dan/atau kecerdasan buatan dalam dua belas bulan ke depan.
“Ada peluang besar bagi para pemberi pinjaman untuk meniru praktik terbaik lokal dan global serta mencapai hasil yang dicapai oleh para pelopor di pasar,” ujar Dattu Kompella, Managing Director FICO di Asia.
“Studi khusus yang dilakukan oleh Forrester Consulting menunjukkan bahwa perusahaan yang telah menerapkan analisis tingkat lanjut lebih mungkin untuk menghasilkan pertumbuhan laba sekaligus meningkatkan laba mereka karena pengambilan keputusan berdasarkan analisis. Faktanya, perusahaan yang digerakkan oleh analisis tingkat lanjut lima kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka tumbuh sebesar 20% atau lebih,” katanya lagi dalam sebuah pertemuan daring.
Studi ini juga menyoroti kendala teknologi yang dihadapi oleh LJK di Indonesia, termasuk pengintegrasian solusi (77%) dan kendala karena teknologi lama (77%).
Baca Juga: JATI Gandeng Infinitium Solutions Perkuat Transaksi Perbankan dengan WhatsApp OTP
Menemukan model AI/ML/analisis tingkat lanjut yang sesuai (75%) adalah hambatan lainnya.
Selain itu, lebih dari satu banding tiga (37%) peserta dari Indonesia melaporkan bahwa keterbatasan anggaran merupakan tantangan utama dalam mengoperasionalkan strategi analisis tingkat lanjut mereka.
Indonesia memiliki anggaran tahunan rata-rata terendah untuk analisis dan pengadaan data di kawasan Asia Pasifik, dengan alokasi rata-rata sebesar USD 320 ribu, USD 140 ribu lebih rendah dari rata-rata Asia Pasifik yaitu sebesar USD 464 ribu.
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti hambatan-hambatan lain yang dihadapi oleh berbagai LJK di Indonesia, seperti kurangnya kolaborasi antar unit kerja (46%), kurangnya keahlian dan pengalaman (46%), prioritas bisnis yang saling bersaing (44%), kurangnya data dan proses analisis yang tepat (39%), dan minimnya kesiapan untuk mengimplementasikan praktik-praktik tata kelola data (37%).
“Dengan dukungan teknologi yang tepat dan visi strategis, LJK di Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan bertransformasi menjadi pemimpin pasar,” tambah Kompella.
“Pendekatan platform dapat membantu mengurangi kompleksitas dan memberikan kepercayaan diri bagi bank untuk mengintegrasikan dan mengoperasionalkan data dengan lebih baik sehingga dapat menghasilkan keputusan yang lebih cepat dan akurat,” katanya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda