Indonesia saat ini memasuki era Industry 4.0 yang dipicu oleh perkembangan teknologi, khususnya teknologi digital. Di sisi lain, menurut Prof. Budi Susilo, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang dikelola dengan cara-cara lama.
“Sistem pendidikannya masih memakai pola-pola yang merupakan peninggalan masa lalu. Belum adaptif terhadap kemajuan yang terjadi di dunia industri dan mengadopsi perkembangan teknologi,” ungkap Prof. Budi Susilo.
Maka, tak heran jika banyak pengetahuan dan keterampilan lulusan perguruan tinggi yang kurang sesuai dengan kebutuhan DUDI. Ini kemudian tercermin dari masih tingginya lulusan perguruan tinggi yang menganggur.
Menurut paparan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 143,72 juta orang atau naik 3,57% dibanding tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 5,86%, atau turun 0,63% dibandingkan dengan Agustus 2021.
BPS juga merinci lebih jauh rasio TPT sesuai dengan tingkat pendidikannya. Rasio TPT terbesar adalah dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mencapai 9,42%, disusul oleh lulusan SMA (8,57%), SMP (5,95%) dan Diploma I s/d III (4,59%), universitas yang mencapai 4,8%, dan SD ke bawah (3,59%).
Masih menurut data BPS, jumlah lulusan perguruan tinggi yang menganggur per Agustus 2023 mencapai 673.485 orang. Ini bukan jumlah yang sedikit. Setiap tahun rata-rata jumlah lulusan perguruan tinggi mencapai 1,8 juta orang. Jadi, ada sekitar 37% dari lulusan universitas yang menganggur.
Kondisi semacam ini tentu tidak bisa dibiarkan, karena berpotensi mengancam tercapainya target Indonesia Emas pada 2045. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) sudah melakukan berbagai upaya.
Di antaranya, menggelar program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang salah satu jenis kegiatannya adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengikuti program magang di berbagai perusahaan.
Baca Juga: Bangun Kampus Pakai Dana Hibah, Rektorat UPN Veteran Jakarta Diduga Korupsi
Lewat program ini mahasiswa bisa belajar langsung dari DUDI, sehingga setelah lulus bisa langsung siap kerja. Program ini diharapkan mampu meningkatkan serapan lulusan perguruan tinggi oleh DUDI.
Meski begitu Kemendikbudristek tak bisa berjalan sendiri. Perguruan tinggi harus ikut mendukung melalui berbagai programnya. Di antaranya, perguruan tinggi perlu mereformasi dirinya agar materi kuliah yang diajarkan kampus dan juga kualitas lulusannya selaras dengan kebutuhan DUDI.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Omongan Menkeu Purbaya Soal Data Subsidi LPG Sejalan dengan Sri Mulyani
-
Soal Penyebab Kilang Minyak Dumai Terbakar, Bahlil: Tanya ke Pertamina!
-
Pertamina Pasok 148 Ribu Tabung LPG Ekstra Jelang Hajatan MotoGP Mandalika
-
Kilang Pertamina di Dumai Terbakar, Kementerian ESDM: Kalau Ini Murni Kecelakaan
-
Perusahaan Asal China Kantongi Kontrak Rp15 Triliun, Klaim Mau Jadi Raja Alat Berat Tambang RI
-
Penguatan Rupiah Paling Moncer di Asia
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
Bos KFC Ungkap Nasib Usahanya di RI
-
Dari Buku Lahir Harapan, Anak TBM Kolong Ciputat Gembira Bersama PNM Peduli
-
Bahlil Sindir Menkeu Purbaya soal Subsidi LPG 3Kg: Mungkin Menterinya Salah Baca Data Itu!