Suara.com - Memasuki semester II 2023 menjelang tahun politik, kinerja makroekonomi di Indonesia diprediksi akan cukup tangguh. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa nilai transaksi di pasar modal cenderung meningkat didorong oleh capital flow yang lebih besar dibandingkan dengan periode lainnya setahun menjelang periode pemilihan umum (pemilu).
Beberapa hal tersebut cenderung menimbulkan pertanyaan di kalangan investor tanah air seputar kondisi pasar di tahun politik tahun 2024, serta strategi investasi seperti apa yang perlu dipersiapkan oleh investor.
Demi menjawab kebutuhan tersebut, BRI Danareksa Sekuritas (“BRIDS”), anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBRI) dan entitas asosiasi PT Danareksa (Persero), menggelar acara Market Outlook bertajuk “Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik” yang menghadirkan pembicara-pembicara expert yang terdiri dari ahli ekonomi, pengamat politik dan trader profesional, secara daring.
Acara market outlook ini menghadirkan Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani sebagai Keynote Speaker, dan beberapa pembicara lainnya seperti Chief Economist & Macro Strategy BRIDS Helmy Kristanto, Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi, Trader Profesional Hans Kwee, serta diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani, pada saat membuka acara Market Outlook mengungkapkan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui kebijakan makro prudensial Bank Indonesia (BI) terus tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global.
Menurut data dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, data tersebut memberikan sinyal positif pada ekonomi di kuartal II tahun ini. Lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) untuk mempertahankan inflasi agar terus terkendali di angka 3%.
"Meskipun akan ada tantangan-tantangan di depan, kita berharap bahwa dengan strategi yang tepat dan investasi yang bijak, kinerja investasi kita dapat menjadi lebih baik di tahun mendatang. Mari kita tetap optimis.” tegas Handayani ditulis Kamis (7/9/2023).
Ia juga menambahkan bahwa BRI sebagai Perusahaan Induk dari BRIDS akan memberikan dukungan penuh dengan semakin mendorong literasi dan edukasi, serta memperbanyak acara untuk memperkenalkan produk pasar modal secara luas kepada masyarakat.
Sependapat dengan Handayani, Chief Economist & Macro Strategy BRIDS Helmy Kristanto menjelaskan bahwa ke depannya tren akan berfokus kepada pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Solidaritas WALHI-YLBHI Kutuk Kekerasan Aparat Saat Pengukuran Tanah di Rempang Batam
“Dengan berlanjutnya tren disinflasi dan semakin banyak Bank Sentral yang memilih untuk menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga, fokus utama akan tertuju pada pertumbuhan ekonomi. Dari sisi domestik, diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga sampai dengan akhir tahun ini. Selanjutnya, periode pemilu akan mendukung konsumsi domestik, yang sejarahnya cenderung positif untuk pasar ekuitas dengan masuknya investor asing.” jelas Helmy.
Pengamat Politik, Prof. Burhanudin Muhtadi Ph.D. menilai bahwa meskipun terjadi perlambatan, tapi Indonesia dianggap masih tangguh dibandingkan dengan ekonomi global dan beberapa negara tetangga di tengah sentimen tahun politik yang membayangi.
“Ekonomi sendiri diprediksi tumbuh positif di tengah ketidakpastian global mengingat kebijakan pemerintahan saat ini juga ditujukan untuk meningkatkan approval rating Presiden Jokowi yang nantinya sangat menentukan hasil pemilu. Jika Presiden Jokowi dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, ini akan mendukung calon yang berafiliasi dengan beliau, sedangkan sebaliknya, jika beliau tidak dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, akan mendukung calon yang cenderung berseberangan dengan beliau di Pemilu nanti,” ungkap Burhanundin.
Ia juga mengatakan bahwa pada dasarnya pasar akan cenderung wait and see, namun setelah pemilu selesai perekonomian akan kembali normal siapa pun yang terpilih.
Ditambah, situasi pandemi yang telah melemahkan perekonomian sebelumnya sudah berakhir, artinya hal ini akan memberikan sinyal positif terutama pada kelas menengah ke atas yang mulai meningkatkan konsumsi, terutama di bidang travel dan kuliner, sehingga akan diprediksi mendorong kestabilan ekonomi.
Sementara itu, Hans Kwee yang dikenal sebagai seorang Trader Profesional juga memberikan pandangan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan tren positif selama periode pemilu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram
-
Jadi Buat Kampung Haji, Danantara Beli Hotel di Makkah
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini, Simak Saham-saham Cuan
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya