Suara.com - Upacara peresmian Basis Pertukaran Ilmu Pengetahuan dan Budaya Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta - Bandung serta kegiatan hari terbuka pertama untuk para penggemar kendaraan diadakan di Depo Tegal Luar, Bandung.
Ini adalah pertama kalinya "Rumah Kereta Cepat" Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta - Bandung dibuka untuk umum. Kurang lebih 200 orang dari tokoh masyarakat, penggemar kendaraan, komunitas kereta, pelajar dan berbagai kalangan masyarakat umum lainnya dari seluruh daerah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
CRRC bersama dengan KCIC, China Railway, dan beberapa unit lain berupaya menghadirkan pusat edukasi ini untuk membawa masyarakat lebih dekat dengan teknologi Kereta Api Kecepatan Tinggi dan mendorong pertukaran budaya.
Inisiatif ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman yang kaya kepada pengunjung dengan menampilkan konsep eksibisi tematik dan memamerkan semua hal terkait Kereta Api Kecepatan Tinggi.
Basis ini berlokasi di depo pemeliharaan bersama yakni depo kereta api kecepatan tinggi Tegal Luar, yang dikenal sebagai "Rumah Kereta Cepat". Biasanya, pemeliharaan 11 rangkaian kereta angkutan penumpang "Komodo Merah" dan satu kereta uji komprehensif yang dicat kuning berada di lokasi ini.
Depo Tegal Luar, Bandung kini bukan sekedar tempat pemeliharaan kereta. Fungsi terkininya adalah sebagai pusat edukasi dan budaya, memberikan kepada masyarakat untuk mendalami ilmu pengetahuan dan mengapresiasi budaya melalui Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta - Bandung.
Ruang pamerannya menawarkan beragam konten mulai dari tampilan elegan kereta simulasi Virtual Realit, hingga karya-karya karya-karya seni perajin kereta Semua ini bertujuan untuk memikat masyarakat agar merasakan kombinasi pesona ilmu pengetahuan dan teknologi Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta - Bandung.
Di lokasi acara peresmian, pesona Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta-Bandung semakin terasa. Mereka yang hadir disuguhi pemandangan menakjubkan serangkaian kereta berjejer rapi di di atas rel di depo., Tak hanya melihat, pengunjung juga diajak untuk merasakan langsung pengalaman eksklusif, dengan mengunjungi gerbong kereta api "Komodo Merah" dan merasakan sensasi berada di dalam ke kereta api cepat.
“Tidak hanya menawarkan kecepatan operasi komersial tertinggi di dunia mencapai 350 kilometer/jam, kereta api ini juga menyuguhkan desain yang mengadopsi unsur-unsur khas Indonesia, menawarkan fusi antara teknologi modern dan kekayaan budaya lokal."
Baca Juga: Penumpang Disabilitas Dapat Diskon Tarif Kereta Api 20%, Begini Caranya
Kepala Desainer CRRC Sifang Co., Ltd, Zhang Fangtao, menjelaskan bahwa Kereta ini menyesuaikan dengan lingkungan operasional, gografis dan kondisi jalur di Indonesia, dengan teknologi adaptif canggih yang memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang dalam beragam kondisi.
Kereta ini menggunakan desain pencegahan korosi berstandar tinggi dan teknologi perlindungan canggih. Ia memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap semprotan garam dan penuaan akibat ultraviolet, bisa menyesuaikan lebih baik lagi pada lingkungan pengoperasian bersuhu tinggi, tingkat kelembaban tinggi, dan semprotan garam tinggi.
Pengaturan mode "akselerasi tinggi" memungkinkan kereta memiliki kemampuan mendaki yang lebih kuat dan dapat lebih nyaman dalam menangani medan tanjakan yang kompleks di jalur Kereta Api Kecepatan Tinggi Jakarta - Bandung.
Zhang Fangtao menyampaikan bahwa penampilan luar dan interior rangkaian Api Kecepatan Tinggi Jakarta - Bandung telah memasukkan banyak elemen lokal Indonesia, yang kaya akan "gaya Indonesia".
Dari penampilan luar, tubuh kereta dicat dengan warna perak dan merah. Warna merah berasal dari bendera nasional Indonesia; bagian depan kepala dan sambungan gerbong dilengkapi dengan pola poligon merah yang meniru tekstur "komodo" yang berasal dari Indonesia, mewujudkan konsep hidup berdampingan yang harmonis antara manusia dan alam.
Pengunjung berkesempatan untuk menjelajahi berbagai fasilitas yang tersedia di dalam gerbong, mereka mengunjungi ruang pengemudi, ruang penumpang, gerbong makan untuk mencoba fasilitas layanan penumpang di dalam gerbong.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur