Suara.com - Filipina tengah menghadapi krisis beras, negara tetangga Indonesia tersebut kini menghadapi lonjakan harga beras yang sangat tinggi.
Krisis makanan utama masyarakat Asia Tenggara ini imbas kebijakan pembatasan ekspor beras yang dilakukan India. Adapun inflasi beras di negara ASEAN ini meningkat pada laju tercepat dalam hampir lima tahun pada Agustus.
Kondisi itu menghidupkan kembali ingatan akan guncangan pada 2018 yang menyebabkan berakhirnya pembatasan impor yang telah berlaku selama dua dekade. Bank sentral Filipina pekan ini memperingatkan bahwa mereka siap untuk melanjutkan pengetatan moneter jika diperlukan.
Sementara diplomasi dan kesepakatan masih berlaku di tempat lain ketika negara-negara lain bergegas untuk mengamankan pasokan.
"Kami melihat banyak ketidakpastian. Tekanan harga diperburuk oleh pembatasan tersebut," kata Ekonom Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Shirley Mustafa, dilansir dari The Business Times, Selasa (12/9/2023).
Pembatasan yang diterapkan di India telah meningkatkan pasar dan mendorong negara-negara yang khawatir untuk mengamankan pasokan sambil mencoba menahan kenaikan harga beras, yang merupakan bagian penting dari pola makan miliaran orang di Asia dan Afrika. Manila telah membatasi harga, sebuah tindakan yang menyebabkan jatuhnya seorang pejabat keuangan.
Wakil Menteri Keuangan Cielo Magno mengaku akan mengundurkan diri setelah postingan Facebooknya mempertanyakan batasan harga yang baru-baru ini diterapkan. Batasan tersebut diberlakukan awal bulan ini setelah kenaikan biaya ritel yang mengkhawatirkan.
Keamanan pasokan menjadi agenda utama bagi banyak konsumen. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh bertemu di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta dan merencanakan perjanjian lima tahun. Senegal membuat tawaran diplomatik ke India, mengambil langkah serupa dengan negara lain termasuk Guinea dan Singapura untuk memastikan pasokan.
Sementara Indonesia setuju untuk menandatangani perjanjian pasokan dengan Kamboja untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Nota kesepahaman ini berjumlah 250 ribu ton per tahun, lebih dari dua kali lipat volume kesepakatan serupa pada 2012. Jakarta berjanji menyediakan 10 kg gandum setiap bulannya kepada jutaan keluarga miskin selama kuartal keempat tahun ini.
Baca Juga: Selebrasi Penuh Cinta Pratama Arhan dan Witan Sulaeman, Konsisten Berlangsung selama 4 Tahun
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
Terkini
-
Saham-saham Emiten Ini Diramal Bakal Jeblok Setelah Sri Mulyani Diganti
-
Badai PHK Terus Berlanjut, 321 Wartawan Daily Miror Kehilangan Pekerjaan
-
IHSG Ambruk Pasca Menteri Keuangan Diganti: Ada Peluang Rebound?
-
TPIA Ungkap Progres Pembangunan Pabrik CA-EDC Capai 33 Persen
-
Bank Indonesia : Uang Premier Melonjak Tembus Rp 1.961,3 Triliun
-
Emas UBS Melonjak! Harga Emas Hari Ini Makin Diminati untuk Dibeli
-
Harapan Pengusaha Kepada Menteri Keuangan Baru Purbaya Yudhi
-
Traktir Ngopi Temen Pakai Saldo DANA Kaget! Ini Link Buat Rebutan Cuan hingga Rp295 Ribu
-
BUMN Mulai Adopsi Open Source untuk Ekspansi Bisnis
-
Histori Respon Pasar Pasca Reshuffle Menteri Keuangan: Disiplin Fiskal dan Sentimen