Bisnis / Makro
Rabu, 10 Desember 2025 | 16:51 WIB
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan negosiasi tarif dagang dengan AS masih berlangsung di tengah isu adanya pembatalan. (Suara.com/Fajar Ramadhan)
Baca 10 detik
  • Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan negosiasi tarif dagang Indonesia-AS masih berlangsung aktif hingga Rabu (10/12/2025).
  • Isu pembatalan muncul setelah pejabat AS menuduh Indonesia menarik komitmen penting dari kesepakatan Juli 2025.
  • Kesepakatan Juli 2025 mencakup penghapusan tarif timbal balik signifikan yang sebelumnya diumumkan Presiden Trump.

Suara.com - Menteri Perdagangan Budi Santoso alias Busan buka suara soal isu batalnya kesepakatan dagang Indonesia–Amerika Serikat yang belakangan mencuat. Ia menegaskan negosiasi tarif dagang kedua negara masih berlangsung dan tidak ada komitmen yang ditinggalkan secara sepihak oleh Indonesia.

Isu keretakan hubungan dagang itu sebelumnya muncul setelah pejabat AS menyebut Indonesia mundur dari beberapa poin kesepakatan yang dicapai pada Juli 2025. Pernyataan tersebut memicu kekhawatiran publik mengenai arah negosiasi, terutama karena kesepakatan awal mencakup penghapusan tarif dan hambatan non-tarif yang bernilai besar bagi kedua negara.

"Oh, enggak, semua masih proses negosiasi," ujar Budi di Djakarta Theatre, Rabu (10/12/2025).

Ia menambahkan bahwa komunikasi dengan Washington tetap berjalan, termasuk rencana kedatangan delegasi Amerika Serikat ke Indonesia guna melanjutkan pembahasan teknis.

"Enggak, enggak. Kan itu bagian dari proses negosiasi," lanjutnya.

Sebelumnya, pembahasan kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) dilaporkan berpotensi gagal setelah Washington menyebut Jakarta menarik kembali sejumlah komitmen penting yang sebelumnya disepakati pada Juli 2025.

Informasi ini pertama kali dilaporkan Reuters, Rabu (10/12/2025), mengutip salah satu pejabat AS yang enggan disebutkan namanya.

“Mereka mengingkari apa yang telah kita sepakati pada bulan Juli,” ujar pejabat tersebut tanpa merinci komitmen spesifik yang dipermasalahkan.

Pada Juli lalu, kedua negara mencapai kesepakatan dagang yang disebut saling menguntungkan. Indonesia menyatakan siap menghapus tarif lebih dari 99% barang asal AS dan menghilangkan seluruh hambatan non-tarif bagi perusahaan Amerika. Sebagai imbalannya, AS akan menurunkan tarif produk Indonesia menjadi 19% dari sebelumnya 32%.

Baca Juga: Duh! Kesepakatan Dagang RIAS Terancam Batal, Trump Sebut Prabowo Mengingkari?

Kesepakatan tersebut diumumkan secara langsung oleh Presiden AS Donald Trump pada 15 Juli 2025. Trump menyebutnya sebagai “kemenangan besar” bagi produsen mobil, perusahaan teknologi, pekerja, petani, peternak, hingga manufaktur di AS.

Namun, perkembangan terbaru menunjukkan perbedaan sikap signifikan. Pejabat Indonesia yang terlibat dalam perundingan dilaporkan memberi tahu Duta Besar Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, bahwa Jakarta tidak dapat menyetujui beberapa komitmen yang mengikat dan ingin merumuskan ulang perjanjian dagang dari awal.

Load More