Suara.com - Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) meminta para pengusaha agar tidak mengambil tindakan berlebihan dalam menanggapi gerakan boikot terhadap produk-produk yang terkait dengan Israel, termasuk ancaman PHK.
Presiden ASPEK Indonesia, Mirah Sumirat menyebut, kekhawatiran pengusaha terlalu berlebihan, mengingat PHK sepihak dan massal sudah sering dilakukan sebelum adanya gerakan boikot.
Terlebih lagi, kebijakan Undang-Undang Cipta Kerja telah memudahkan pelaksanaan PHK dan juga mendorong praktik kerja kontrak serta outsourcing.
Menurut dia, pengusaha sebaiknya tidak mencari alasan di gerakan boikot Israel sebagai penyebab PHK massal di Indonesia.
Sebaliknya, ia justru mempertanyakan komitmen para pengusaha yang menolak gerakan boikot Israel, mengingat masih banyak pelanggaran UU ketenagakerjaan di perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel, seperti pelanggaran terhadap upah minimum dan hak kebebasan berserikat.
Ia juga menganggap bahwa akar penyebab PHK massal bukanlah gerakan boikot Israel, melainkan regulasi pemerintah yang mempermudah pemangkasan karyawan dengan menurunkan nilai pesangon.
Mirah Sumirat menambahkan bahwa keserakahan pengusaha untuk memperkaya perusahaan dengan cara menekan biaya kesejahteraan pekerja juga menjadi faktor penyebab.
Menurutnya, gerakan boikot produk terafiliasi Israel adalah suatu tindakan moral masyarakat yang sesuai dengan semangat Pembukaan UUD 1945. Ia berpendapat bahwa boikot Israel adalah langkah minimal yang dapat diambil oleh rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia.
Harapan dia, gerakan boikot ini dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha Indonesia untuk mendukung dan memajukan produk lokal.
Baca Juga: Selena Gomez Kembali Blunder! Lagi-lagi Soal Palestina, Tuai Kecaman
"Jika sebelumnya orang membeli ayam goreng dan kopi di perusahaan yang terafiliasi dengan Israel, saat ini beralihlah ke ayam goreng dan kopi produk usaha kecil menengah asli Indonesia," kata dia, dalam keterangan resminya.
Berita Terkait
-
Kronologi Starbucks Rugi Rp171 Triliun Gara-gara Aksi Bela Palestina
-
Apa Itu Bakteri Shigella Dan Mengapa Menyerang Tentara Israel?
-
Gegara Serangan Siber dari Indonesia, Pejabat sampai Anggota Parlemen Israel Frustasi
-
Terungkap, Militer Israel Tembaki Warganya Sendiri yang Disandera Hamas
-
Selena Gomez Kembali Blunder! Lagi-lagi Soal Palestina, Tuai Kecaman
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery