Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan kunjungan kerjanya ke Swiss dalam rangka kegiatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2024.
Kunkernya ini ia lakukan ditengah desas-desus soal dirinya siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju Jilid II pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sri Mulyani pun tampak asik mengadakan bilateral meeting dengan Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan di sela-sela agenda tersebut.
“Siang ini, sebelum menghadiri pertemuan WEF, saya bertemu dengan Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan. Setelah sebelumnya, saya tak sempat bertemu pada saat kunjungan kerja ke Arab Saudi akhir tahun lalu dalam rangka agenda pertemuan bersama IsDB,” ungkap Menkeu dalam unggahan akun instagram resmi miliknya, @smindrawati dikutip Kamis (18/1/2024).
Dalam kesempatan itu, Menkeu menceritakan banyak hal mengenai saat kunjungan kerjanya terakhir kali ke Arab Saudi. Ia juga menyampaikan, peranan Indonesia yang telah secara resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga dari Islamic Development Bank (IsDB).
”Indonesia senang bisa turut mendukung berbagai Multilateral Development Bank, dan sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia juga ingin berpartisipasi aktif dalam membangun dan mendukung reformasi IsDB,” ungkapnya.
Menkeu percaya bahwa Indonesia memiliki semangat untuk lebih kuat dalam berpartisipasi membangun IsDB.
“Saya optimis banyak profesional muda dari Indonesia yang dapat berpartisipasi dalam membangun IsDB agar semakin baik ke depannya,” harapnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati dibujuk untuk mundur atau meninggalkan posisinya saat ini sebagai Menteri Keuangan Jokowi.
Baca Juga: Pembangunan TC Timnas Tepat Waktu, Presiden Joko Widodo Berikan Pujian
Bujukan itu datang dari ekonom senior Faisal Basri dalam sebuah diskusi baru-baru ini. Faisal dengan yakin Sri Mulyani adalah menteri yang paling siap untuk mundur.
Ajakan mundur ini imbas dukungan Jokowi terhadap Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam konstetasi Pemilu 2024.
"Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki, dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung (sekretaris kabinet) sudah gagap. Kan PDI (PDI Perjuangan) belain Jokowi terus, pusing," klaim Faisal dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta.
"Katanya nunggu momentum, mudah-mudahan momentum ini segera insyaallah jadi pemicu yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar (Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita) dan 13 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto (Presiden Soeharto)," sambungnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak