Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia kembali menyinggung Thomas Lembong atau Tom Lembong.
Salah satunya, Bahlil menilai, Tom Lembong hanya jago membuat pidato, tetapi tidak cakap mendatangkan investasi.
Hal ini terlihat dari, bilang dia, banyak proyek investasi yang mangkrak setelah ditinggal oleh Tom Lembong.
"Pejabat dahulu yang tamatan Harvard, yang sekolahnya hebat, tak lebih baik dengan pejabat sekarang. Jadi, tidak mesti yang katanya pintar buat pidato itu bisa mengeksekusi investasi, kalau mau bagus," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Baca Juga: Menteri Bahlil Buka Borok Kinerja Investasi Tom Lembong
Mantan Ketua Umum Hipmi ini mencatat dirinya dapat warisan proyek investasi mangkrak sebesar Rp 708 triliun. Namun, Bahlil mengklaim telah membereskan 78 persen dari investasi mangkrak tersebut.
"Saya masuk di BKPM bukan Oktober 2019, saya diwariskan oleh pemimpin terdahulu saya dengan investasi mangkrak Rp708 triliun, dan alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lebih dari tiga tahun investasi mangkrak itu bisa kita eksekusi sebesar Rp558 triliun atau 78,9 persen," jelas dia.
Bahlil menambahkan, investasi yang mangkrak itu memang tidak capai 100 persen, karena banyak yang perusahaan tak mau berinvestasi gegara pandemi Covid-19.
“Yang lainnya tidak bisa kita eksekusi karena pandemi Covid dan perusahaan-perusahaan itu mundur. Ini sekaligus sebagai laporan saya ke publik bukan kita tidak bisa ekseskusi, tapi memang perusahannya mengalami problem internal segala macam," imbuh dia.
Baca Juga: Menteri Bahlil Buka Borok Kinerja Investasi Tom Lembong
Sebelumnya, Bahlil membongkar borok pemimpin terdahulunya yaitu Thomas Lembong atau Tom Lembong.
Salah satunya, meski setiap tahun kala Tom Lembong jadi Kepala BKPM realisasi investasi naik, tetapi itu tidak mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Baca Juga: Ini Kinerja Investasi Ketika Thomas Lembong Menjadi Kepala BKPM
Bahlil memamparkan, target investasi pada 2016 sebesar Rp 594,8 triliun dan realisasinya Rp 612,8 triliun. Kemudian tahun 2017 Rp 678,80 triliun, tapi realisasinya hanya Rp 692,9 triliun.
Setelah itu pada tahun 2018, target yang ditetapkan Rp 765 triliun tapi realisasinya cuma Rp 721,3 triliun.
"Jadi dalam fasenya ada target yang tidak terapai, kemudian kami masuk di 2019 target Rp792 triliun, realisasinya Rp 809 triliun," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
Terkini
-
Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
-
BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
-
Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
-
Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Anak Usaha ABMM Gelar MDP 2025, Kembangkan Kompetensi Peserta Luar Jawa
-
Ditanya Angka Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025, Menko Airlangga: Tunggu Besok!
-
Ada Kabar Baik Buat Pemegang Saham GOTO
-
Syarat Penerima BSU dan Cara Cek Resmi via Kemnaker
-
Saham Big Caps dan Prajogo Pangestu Dorong Reksadana Syailendra Meroket dalam Sehari