Suara.com - Sebuah penilitian yang menguji perbandingan kerja 6 hari seminggu dengan menjadi 4 atau 5 hari kerja dengan pengurangan jam kerja sebesar 20% justru berdampak positif pada produktivitas pekerja.
Dampaknya, tidak hanya karyawan yang kesehatan mentalnya membaik. Kinerja karyawan juga membaik dan berdampak pada kinerja perusahaan yang semakin baik pula.
Riset yang dilakukan University of Cambridge yang bekerja sama dengan 61 ornaiisasi di Inggris berlangsung selama 6 bulan.
Dikutip dari Science Dily, riset ini tertanggal pada 21 Februari 2024 lalu. Selama riset, karyawan yang menjadi subyek penelitian hanya dikurangi jam kerja tanpa pengurangan gaji.
Menariknya, produktivitas perusahaan-perusahaan tersebut justru menunjukkan peningkatan. Selain itu, ada penurunan sebesar 65% dalam jumlah hari sakit dan penurunan sebesar 57% dalam pergantian karyawan, mengindikasikan angkatan kerja yang lebih sehat dan stabil.
Meski peningkatan pendapatan hanya naik sekitar 1,4 persen saja. Namun, kesejahteraan karyawan justru mengalami peningkatan yang cukup besar, dengan 71% dari mereka melaporkan penurunan kelelahan dan 39% merasa bahwa tingkat stres mereka menurun.
Dengan adanya keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, karyawan menjadi lebih mampu mengelola pekerjaan mereka sambil tetap berkomitmen pada keluarga dan kehidupan sosial mereka.
Ketika ditanya tentang bagaimana mereka memanfaatkan waktu luang tambahan, mayoritas karyawan mengungkapkan bahwa mereka lebih memusatkan perhatian pada "kehidupan" pribadi, seperti berbelanja kebutuhan sehari-hari dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
Banyak dari mereka merasa bahwa kesehatan mental mereka membaik, dengan merasa lebih sedikit stres dan kehilangan "ketakutan akan hari Minggu" yang biasa dirasakan oleh beberapa orang.
Baca Juga: Bentrok dengan Idul Adha, Jadwal FGD Pengaturan Jam Kerja di Jakarta Kembali Ditunda Bulan Juli
Bagi para pekerja yang menjadi orangtua, mereka menghargai manfaat finansial dan emosional dari menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka, sementara yang lain memilih untuk mengejar hobi mereka.
Tidak hanya Cambridge University, riset ini juga dilakukan dengan Boston College guna mendapatkan metode kerja terbaik yang direkomendasikan untuk perusahaan.
Guru besar sosiologi dari Universitas Cambridge, Profesor Brendan Burchell mengatakan, karyawan aktif berusaha meningkatkan efisiensi dengan mengurangi durasi rapat dan memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas untuk mengatasi penurunan jam kerja.
Sementara, peneliti dari Departemen Sosiologi di kampus yang sama, David Frayne menegaskan, uji coba ini bisa menjadi rekomendasi penerapan 4 hari kerja di berbagai negara di dunia.
Meski demikian, ada dugaan data tidak akurat jika para karyawan menyadari bahwa penelitian ini memantau produktivitas mereka, yang bisa memiliki dampak yang cukup besar pada semangat kerja mereka.
Berita Terkait
-
Beasiswa S2 dan S3 di University of Cambridge, Tunjangan hingga Rp 382 Juta
-
Nikita Mirzani Bilang Terlalu Mahal, Seberapa Mentereng 2 Kampus yang Beri Beasiswa ke Lolly?
-
Pj Gubernur DKI Pertimbangkan Jam Kerja Fleksibel Guna Kurangi Kemacetan
-
Pj Gubernur DKI Jakarta Usul Karyawan Boleh Telat 90 Menit, Ini Ketentuannya
-
Rencana Pemberlakuan Jam Kerja di Jakarta untuk Kurangi Kemacetan
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap