Suara.com - Sosok di balik kripto terkemuka, Ethereum, Vitalik Buterin menyinggung risiko mata uang digital bank sentral (CBDC) yang belakangan mulai dilirik banyak negara, termasuk Bank Indonesia melalui Rupiah Digital.
Menurut Buterin, para bank sentral harus memperhatikan sisi keamanan kripto yang terus berkembang hingga saat ini. Ia lantas menyarankan agar uang digital didesain lebih terbuka, karena tidak hanya fitur aman, pengguna juga harus bisa memastikan mereka memiliki kunci ganda guna antisipasi kehilangan aset kripto mereka.
Ia menjelaskan, mata uang digital bisa menjadi alternatif yang lebih aman. Namun, konsep desentralisasi tetap krusial dalam proses penerbitan dan distribusi mata uang digital. Tanpa hal ini, CBDC seperti yuan digital dan rupiah digital hanya sekadar menciptakan varian lain dari sistem keuangan yang sudah ada.
Dikutip dalam laporan CNBC Internasional, Buterin menyebut, dengan dukungan desentralisasi, sistem keuangan justru lebih mudah dipantau oleh otoritas tanpa adanya konflik kepentingan.
Bank sentral China, yang sejauh ini menjadi pelopor dalam pengembangan CBDC, telah melakukan uji coba implementasi CBDC selama hampir satu dekade. Pada bulan Juni, transaksi menggunakan yuan digital, atau e-yuan, mencapai hampir US$250 miliar.
Sebagai informasi, CBDC adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain dan diatur serta didukung sepenuhnya oleh bank sentral suatu negara.
Belakangan, Bank Indonesia tak mau ketinggalan dalam mengembangkan CBDC bertajuk rupiah digital. Pada bulan Maret 2024, BI akan memulai tahap perkenalan proof of concept rupiah digital tersebut.
"Kami saat ini sedang memasuki tahap proof of concept untuk rupiah digital wholesale. Kami berharap bahwa proof of concept ini akan selesai pada Maret 2024," kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam sebuah konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Pada 30 November 2022, BI telah menerbitkan sebuah buku putih tentang pengembangan rupiah digital yang dikenal dengan istilah Proyek Garuda. Proyek ini menjadi landasan eksplorasi desain CBDC Indonesia.
Baca Juga: Tingkatkan Industri Crypto dan Teknologi Blockchain, Pintu Kembali Gandeng Komunitas Ethereum
Berita Terkait
-
Perkuat Komunitas Ethereum di Indonesia, Pintu Roadshow ke Tiga Kota di Indonesia
-
Proyek Rupiah Digital Terus Dikejar, IMF Masih Takut Dampaknya Pada Ekonomi
-
Rusia Selangkah Lagi Adaptasi CBDC, Apa Kabar Rupiah Digital Indonesia?
-
Mengenal Apa Itu Uang Rupiah Digital, Sedang Digodok Bank Indonesia
-
Tingkatkan Industri Crypto dan Teknologi Blockchain, Pintu Kembali Gandeng Komunitas Ethereum
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya
-
Purbaya Akui Pertumbuhan Ekonomi Q3 2025 Lambat, Tapi Warga Mulai Percaya Prabowo