Suara.com - Branding merupakan kunci pertumbuhan bisnis dalam skala apapun, mulai dari UMKM hingga perusahaan besar.
Namun, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan pebisnis, terutama UMKM, dalam melakukan branding seperti, tidak memperlakukan pelanggan eksisting dengan baik hingga terlalu jor-joran dalam promosi dan diskon hingga malah berefek negatif terhadap brand image.
Berikut merupakan strategi branding untuk para UMKM untuk tingkatkan omzet perusahaan di 2024 a la perusahaan e-Commerce enabler ala AHA Commerce yang dikutip Minggu (3/3/2024).
1. Menemukan Celah Niche Potensial
Niche adalah target pasar spesifik yang ingin dikejar. Di sini, brand harus bisa menemukan niche di pasar, dalam artian bisa menemukan celah untuk bisa menarik perhatian masyarakat di luar dari produk populer.
Caranya, kita bisa mencari area di mana demand belum terpenuhi dan persaingan masih belum terlalu ketat. Hal ini bertentangan dengan pemikiran umum banyak orang yang cenderung mencari produk yang paling laku di pasar dan berbondong-bondong mengimpor produk tersebut, terjun ke pasar yang sudah ramai atau red ocean. Pendekatan niche yang menghindari perang harga dengan menemukan segmen yang kurang dilayani, memberikan kesempatan untuk inovasi dan menawarkan nilai tambah yang unik.
Misalnya, produk sepatu kesehatan yang memiliki sol khusus untuk membantu mengatasi masalah sakit kaki atau punggung. Berhubung produk itu belum banyak pesaingnya, jadi bisa dibilang itu adalah produk blue ocean. Berbeda dengan pendekatan red ocean yang berfokus pada pasar yang sudah jenuh dengan persaingan ketat, mengejar niche memungkinkan brand untuk menawarkan produk atau layanan yang benar-benar dibutuhkan oleh segmen tertentu, seringkali akan mendatangkan margin keuntungan yang lebih baik.
2. Memiliki Unique Selling Point untuk Bisa Bersaing dengan Kompetitor
Jika brand ingin dilirik oleh konsumen di tengah persaingan yang ketat, berarti brand wajib menemukan unique selling point (USP), sesuatu yang unik dari produk atau layanan jasa yang menonjol dan memiliki value untuk konsumen dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Dengan adanya USP tersebut, konsumen memiliki alasan kenapa harus membeli produk atau jasa dibandingkan dengan membeli milik kompetitor.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Ungkap 3 Kriteria Produk UMKM Layak Ekspor
Salah satu contoh USP adalah AHA Commerce, sebagai enabler e-Commerce, AHA Commerce memberikan value, yakni garansi omzet naik. Value ini bisa menjadi diferensiasi paling kuat dibandingkan dengan enabler ataupun agensi marketing lainnya. Sehingga, brand lebih yakin untuk bekerja sama dengan AHA Commerce untuk membantu meningkatkan omzet mereka.
3. Mengoptimalkan Hal Kecil yang Bisa Bikin Pelanggan Jadi Setia
Branding bukan cuma bicara membangun awareness ke calon pelanggan baru, tapi juga bagaimana bisa mempertahankan pelanggan yang ada. Ada beberapa cara untuk bisa meningkatkan engagement ke pelanggan eksisting agar dia betah.
Pertama, dari segi kualitas layanan yang membuat pelanggan merasa nyaman dan aman dalam membeli produk di toko online. Misalnya, konsisten menjaga tingkat balas chat paling lama 30 menit. Selain itu, bisa juga dalam memberikan garansi produk demi kepuasan pelanggan. Sehingga pelanggan bisa nyaman untuk kembali membeli produk bahkan merekomendasikan ke kerabatnya.
Kedua, dari segi pemberian diskon. Banyak yang menilai diskon besar bisa memberikan eksposur penjualan lebih tinggi. Namun, dari sisi branding, diskon besar bisa merusak brand image karena berarti nilai barang yang dijual dianggap lebih rendah. Terkadang hal-hal seperti ini dianggap tidak dignifikan, padahal cukup berpengaruh terhadap persepsi brand itu sendiri.
4. Menggunakan Influencer Boleh, Tapi Harus Efektif dan Efisien
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan