-
Ketua Umum APINDO, Shinta W Kamdani, menekankan bahwa fokus utama seharusnya bukan hanya kenaikan UMP 2026, melainkan penciptaan lapangan kerja formal yang lebih banyak.
-
Mayoritas lapangan kerja saat ini (sekitar 60%) berada di sektor informal, sehingga perlu upaya untuk menggenjot sektor formal, termasuk revitalisasi industri padat karya.
-
Peningkatan investasi dalam negeri dianggap sebagai kunci untuk melipatgandakan lapangan kerja berkualitas di sektor formal, khususnya di sektor manufaktur pengolahan
Suara.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta W Kamdani menyoroti rencana kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) pada 2026.
Menurutnya, dibanding memperdebatkan kenaikan UMP, terdapat persoalan yang lebih krusial, yakni ketersedian lapangan pekerjaan di sektor formal.
"Permasalahan kita ini kan beyond, kita enggak usah bicara cuma soal UMP-lah, tapi bagaimana penciptaan lapangan kerja, dan ini yang kelihatan sekarang," kata Shinta kepada wartawan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (5/10/2025).
Dijelaskan bahwa saat ini lapangan pekerjaan yang ada didominasi oleh sektor informal.
Berdasarkan catatannya sekitar 60 persen lapangan pekerjaan yang ada berada di sektor informal.
Untuk itu, yang seharusnya menjadi perhatian utama adalah bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan di sektor formal.
"Ini gimana formal sector-nya bisa kita genjot. Nah, ini yang kemudian perlu tadi revitalisasi daripada industri padat karya juga. Karena kita enggak bisa ngandelin hanya yang jasa, padat modal gitu. Padat karyanya kan tetap harus dikencangkan," beber Shinta.
Dia pun menyebut, salah satu upaya untuk melipatgandakan lapangan pekerjaan di sektor formal adalah dengan menarik sebanyak-banyaknya investasi di dalam negeri.
"Dan ini yang harus kita dorong dari segi tadi, investasi yang masuk untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, jenis-jenis pekerjaan baru yang akan keluar," ujar Shinta.
Baca Juga: Rencana Kenaikan UMP, APINDO: Harus Berkeadilan!
Untuk itu ditegaskannya bahwa yang menjadi persoalan utama saat ini adalah bagaimana menciptakan sebanyak-banyaknya lapangan pekerjaan yang berkualitas di sektor formal.
"Tapi juga kembali lagi forma sektornya seperti apa, supaya kita bisa menciptakan lebih banyak di industri tadi, manufaktur pengolahan yang memang menyerap lebih banyak tenaga kerja," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Airlangga Ungkap 8 Paket Ekonomi, Diskon Pajak hingga Bantuan Pangan Diperluas
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Menkeu Purbaya Diminta Moratorium Cukai Rokok, Pengusaha: Industri Padat Karya Bisa Tergerus
-
Apindo ke Purbaya Yudhi: Jangan Naikkan Cukai, Dunia Usaha Kian Terjepit
-
Buruh Tuntut Upah Naik 10,5 Persen, Menaker: Prosesnya Masih Panjang
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Rupiah Merana! Dihantam Dolar AS dan Ketidakpastian The Fed
-
Rencana Kenaikan UMP, APINDO: Harus Berkeadilan!
-
Waduh, Vietnam Jadi Pesaing Berat Indonesia untuk Dapatkan Calon Investor
-
Cara Dapat BLT Kesra Rp900 Ribu: Syarat, Penerima, Cara Daftar dan Jadwal Cair
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Satgas PKH Rampas Tambang Ilegal Terafiliasi Kiki Barki, Aktivis Malut Tunggu Giliran PT Position
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun