Suara.com - Saham dari perusahaan-perusahaan di sektor perbankan memiliki peluang untuk terus menguat seiring dengan prospek pertumbuhan kredit yang masih positif pada tahun 2024.
Dalam diskusi yang berjudul "Outlook Ekonomi 2024: Peluang Investasi di Tengah Tantangan Global" di Jakarta pada hari Selasa, dia menyebutkan bahwa dari segi pertumbuhan, laba bersih yang dihasilkan oleh sektor perbankan masih menjadi kontributor terbesar terhadap laba bersih perusahaan di Indonesia.
“Saya tidak khawatir dengan pertumbuhan laba bersih di sektor perbankan, karena prospek pertumbuhan kredit masih cukup baik. Di 2024 kalau ekonomi kita fine-fine saja, mestinya kita masih bisa bertumbuh,” kata Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas.
Selain sektor perbankan, Ia menyebut beberapa sektor berpotensi mencatatkan kinerja positif pada tahun ini, diantaranya infrastruktur jalan tol, properti, dan menara telekomunikasi.
Menurut dia, suku bunga acuan yang diproyeksikan turun pada 2024 akan membawa angin segar untuk saham-saham yang menghuni sektor tersebut.
“Kalau kita melihat kinerja pada Februari 2024 yang sudah mulai perform itu toll road ya. Kita lihat sektor yang berhubungan dengan interest rate sensitive itu seperti komunikasi, performance-nya luar biasa ya,” ujar Andre.
David Sumual, selaku Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), juga membagikan optimisme yang serupa. Baginya, peluang untuk pertumbuhan penyaluran kredit perbankan masih terbuka lebar karena permintaan masyarakat yang semakin kuat.
Meskipun demikian, ia memperingatkan bahwa kondisi ekonomi pada tahun 2024 akan lebih menantang dibandingkan tahun sebelumnya, karena prospek ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi global.
Meski begitu, ia tetap melihat bahwa perekonomian nasional masih akan mengalami pertumbuhan positif pada tahun ini.
Baca Juga: Penjualan Roti Tawar Anjlok, Emiten ROTI Kantongi Cuan Lebih Sedikit di 2023
"Tahun ini kita masih dapat mencatat pertumbuhan sekitar 5 persen. Kami berharap ada banyak faktor lain yang dapat kita perhatikan dari segi investasi. Kita tetap optimis dengan hati-hati untuk tahun ini. Sektor konsumsi juga menunjukkan performa yang cukup baik. Perilakunya pada tahun ini relatif lebih positif," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Ekonomi Dunia Gonjang-Ganjing, Saham Sektor Perbankan Menjanjikan
-
Pekan Kelabu Pasar Modal RI, IHSG Anjlok Transaksi Ambles
-
Resmi Bertransformasi, KB Bank Jadi Nama dan Logo Gantikan KB Bukopin
-
bjbPreneur on Campus Universitas Swadaya Gunung Jati, Bongkar AI untuk Bisnis Masa Depan
-
Penjualan Roti Tawar Anjlok, Emiten ROTI Kantongi Cuan Lebih Sedikit di 2023
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak