Suara.com - Ancaman keterbatasan aset nikel kini jadi sorotan baru setelah sebelumnya harga komoditas tersebut menunjukkan tren penurunan.
Namun demikian, Dirut PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan bahwa nikel Indonesia akan selalu diminati dan menjadi komoditas yang atraktif dan menarik bagi para investor.
“Nikel masih menjadi cerita untuk Indonesia, segala macam sumber daya alam kita bagus jadi ke depannya masih jadi sektor yang atraktif dan menarik buat investor,” kata Oki kepada wartawan di sela-sela Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (5/3/2024) kemarin.
Perdebatan terkait baterai NMC (nickel manganese cobalt) dan LFP (lithium ferro phosphate) dalam produksi kendaraan listrik terus jadi perdebatan belakangan ini.
Di satu sisi, baterai NMC menawarkan kepadatan energi yang lebih tinggi, memungkinkan kendaraan untuk menempuh jarak yang lebih jauh dengan sekali pengisian. Namun, di sisi lain, baterai LFP memiliki keunggulan dalam hal stabilitas, keamanan, dan biaya produksi yang lebih rendah.
Peningkatan popularitas baterai LFP, yang tidak mengandung nikel, menimbulkan kekhawatiran tentang prospek industri nikel Indonesia di pasar global, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh fakta bahwa beberapa kendaraan listrik yang beredar di Indonesia telah menggunakan baterai LFP sebagai pilihan utama.
Berkaitan dengan hal ini, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Jumat (1/3) lalu, menyatakan bahwa nikel Indonesia akan selalu diminati karena baterai berbahan nikel memiliki kepadatan lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik, dan sangat dibutuhkan di negara-negara empat musim khususnya saat musim dingin.
“Jangan khawatir mengenai industri nikel Indonesia, terlepas kita banyak yang pakai LFP atau enggak apalagi pasar kita kecil, nikel kita akan selalu digunakan, baik untuk material baterai maupun stainless steel,” ucap Rahmat, dikutio dari Antara.
Baca Juga: IIMS 2024 Lampaui Target Transaksi, Kendaraan Listrik Mulai Dilirik?
Harga nikel telah mengalami penurunan lebih dari 45% sepanjang tahun lalu, dari titik tertinggi di US$33.924 per ton pada Maret 2022. Saat ini, harga nikel di Bursa Logam London (LME) diperdagangkan seharga US$17.896 per ton, naik sedikit 1,68% dari hari sebelumnya.
Sebelumnya, Macquarie Group Ltd telah memperingatkan bahwa pasar nikel global bisa mengalami defisit yang tak terduga tahun ini, jika pertumbuhan produksi Indonesia terhambat oleh kelambatan persetujuan izin pertambangan.
Meskipun pada dasarnya Macquarie masih memperkirakan bahwa pasar nikel dunia akan mengalami surplus sekitar 40.000 ton tahun ini, proyeksi tersebut dapat berubah jika Pemerintah Indonesia lambat memberikan persetujuan RKAB pertambangan.
Analis Macquarie, Jim Lennon, memperkirakan bahwa pertumbuhan produksi nikel di Indonesia berisiko turun di bawah 13% tahun ini karena keterlambatan izin RKAB.
Berita Terkait
-
Bertolak ke Australia, Jokowi Akan Dorong Kerja Sama di Segala Bidang di KTT Khusus ASEAN-Australia
-
Bertolak ke Negeri Kangguru, Jokowi Bakal Genjot Kerja Sama untuk Kendaraan Listrik di KTT Khusus ASEAN-Australia
-
Toyota Sebut Target EV Tidak Realistis dan Pertimbangkan Opsi Lain
-
Cara Mencuci Kendaraan Listrik yang Aman, Perhatikan Tekanan Air
-
IIMS 2024 Lampaui Target Transaksi, Kendaraan Listrik Mulai Dilirik?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi