Suara.com - Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tengah jadi sorotan publik usai dirinya disebut meminta upeti ke sejumlah pengusaha karena 'memainkan' izin tambang.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) pun mengungkap gurita bisnis Bahlil yang sebagian besar berada di Indonesia bagian timur.
Koordinator Jatam, Melky Mahar mengatakan sebelum terjun ke dunia politik, Bahlil merupakan seorang pengusaha dengan mendirikan perusahaan bernama PT Rifa Capital yang memiliki holding dari 10 perusahaan, di antaranya ialah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance dan PT Pandu Selaras.
Ada pula PT Cendrawasih, dan PT Mapsource Mining perusahaan Bahlil yang bergerak di sektor perkebunan, properti, logistik, pertambangan dan konstruksi.
Namun, sejumlah perusahaan di atas tidak tercantum di situs Ditjen AHU Kemenkumham RI.
"Kami selama 6 bulan mencoba untuk mencari informasi-informasi terkait Rifa Capital tapi kami kesulitan, berbeda dengan perusahaan lainnya yang kalau kita lacak bisa lewat Ditjen AHU Kemenkumham," papar Melky dalam sebuah diskusi virtual pada Senin (18/3/2024).
Dalam sektor pertambangan, Bahlil juga terhubung dengan PT Meta Mineral Pradana dimana perusahaan ini memiliki dua izin tambang dengan luas konsesi masing-masing 470 hektar dan 165,50 hektar di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Pemegang saham perusahaan ini, antara lain PT Rifa Capital sebesar 10% dan PT Bersama Papua Unggul sebesar 90%.
"Kedua perusahaan ini milik Bahlil," ungkap Melky.
Baca Juga: Menteri Bahlil Yakin Pilpres Satu Putaran, Target Investasi Rp 1.650 Triliun Bisa Tercapai?
Adapun komposisi pengurus PT Meta Mineral Pradana, antara lain Tresse Kainama sebagai Direktur dan Ir Made Suryadana sebagai Komisaris.
Selain itu PT Bersama Papua Unggul yang bergerak di bidang konstruksi, perdagangan, instalasi listrik, telekomunikasi dan mekanikal juga terafiliasi dengan Bahlil.
Pemegang saham perusahaan ini antara lain Bahlil Lahadalia sebesar 450 lembar dan Tresse Kainama 50 lembar. Di perusahaan ini, Tresse Kainama tercatat sebagai Direktur dan Ir Made Suryadana sebagai Komisaris.
Melky pun menjabarkan PT Rifa Capital diberitakan telah mengeksplorasi 39 ribu hektare lahan tambang batubara di Fak-Fak, Papua Barat, dan 11 ribu hektare lahan nikel di Halmahera. Adapun PT Bersama Papua Unggul diberitakan sering memenangkan lelang proyek Pembangunan Jalan Bofuer – Windesi (MYC) bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Perusahaan lain yang dimiliki Bahlil adalah PT Dwijati Sukses, perusahaan yang sering terlihat di situs-situs lelang proyek pemerintah. Besar kemungkinan juga, perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi atau properti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Bongkar Strategi BUMN Migas Jaga Kepercayaan Investor Asing
-
Usai Ancam Bekukan Bea Cukai, Purbaya: Sekarang Lebih Aktif Razia, Hampir Sulit Disogok
-
Merger BUMN Karya Belum Rampung, Targetnya Mundur di 2026
-
MORA Resmi Merger dengan MyRepublic, Sinar Mas Ambil Kendali
-
Purbaya Klaim Coretax Siap Pakai, 60 Ribu Orang Sukses Login Bersamaan
-
Panel Surya Buatan Batam Diekspor ke AS, Raup 20,7 Juta Dolar
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Redakan Panik, Pertamina Distribusikan 20.000 Tabung LPG 3 kg di Aceh
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami