Suara.com - Ecolab menargetkan dapat berkontribusi menghemat penggunaan air oleh pelanggan di sektor industri hingga 300 miliar galon pada 2030 untuk mengantisipasi risiko berkurangnya pasokan air yang diperkirakan hingga mencapai 56 persen berdasarkan riset World Resources Institute.
"Apabila disesuaikan dengan jumlah penduduk itu (300 miliar galon) setara satu miliar orang di seluruh dunia bisa menikmati air," kata Presiden Direktur Ecolab Evan Jayawiyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/5/2024).
Sedangkan pada 2023, imbuh dia, Ecolab berkontribusi menghemat air oleh pelanggannya di sektor industri sebanyak 200 miliar galon atau setara 760 juta orang di dunia yang menikmati air.
Upaya penghematan air itu dilakukan melalui pemanfaatan teknologi yakni 3D Trasar yang mengoptimalkan sistem air industri melalui ekosistem teknologi pintar yang terhubung, bahan kimia yang terhubung, keahlian yang luas, dan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
Ia menyebutkan air menjadi penggerak utama produksi semua jenis industri misalnya dalam manufaktur telepon pintar (ponsel) yang digunakan dalam proses pendinginan, pemanasan hingga reaksi kimia.
Begitu juga industri otomotif, makanan, minyak dan gas juga membutuhkan komponen air sebagai penggerak utama produksi.
Untuk memproduksi satu unit ponsel misalnya, kata dia, membutuhkan volume air yang tidak sedikit yakni sekitar 3.400 galon air.
Dengan didukung teknologi, kontrol dan inovasi digital, ia menargetkan penggunaan air untuk produksi satu ponsel dapat diturunkan sebesar 10 persen sehingga menjadi sekitar 3.000 galon air.
"Jadi, semakin bisa lebih efisien dan hemat air itu berdampak positif ke perusahaan karena hasil maksimal, produksi lebih banyak, biaya operasional bisa ditekan," ucapnya.
Baca Juga: World Water Forum Hasilkan Deklarasi Menteri, Usulkan Hari Danau Sedunia
Tak hanya itu, penghematan penggunaan air juga berperan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, pada World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Bali, isu pengelolaan air menjadi salah satu topik tematik yang dibahas para praktisi dan delegasi.
Pada sesi seminar bertajuk tantangan dan kesempatan untuk mengaplikasikan pengelolaan air pintar, dari konsep ke praktik global di sela World Water Forum Ke-10 pada Senin (20/5/2024), perwakilan Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) James Dalton mengungkapkan lebih dari 10 persen emisi berkaitan langsung dengan pengelolaan air.
"Sehingga, ada kesempatan yang besar dalam pasar teknologi inovasi untuk menurunkan emisi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025