Suara.com - Schneider Electric, memberikan panel listrik dan alat uji elektrikal kepada Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sebelas Maret. Penyerahan bantuan ini merupakan bagian dari inisiatif Schneider Electric dalam mendukung pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui transfer pengetahuan teknologi yang berkaitan dengan digitalisasi dan sustainability di bidang kelistrikan.
Rangkaian panel listrik tegangan menengah yang didonasikan ini meliputi Panel RM6, Panel McSet AD3, dan Recloser N Series. Ketiga panel ini telah dilengkapi dengan teknologi digital untuk mendukung konektivitas, meningkatkan keamanan, keandalan dan efisiensi pendistribusian listrik.
Plant Director Schneider Electric Cikarang, Rudy Granet mengatakan, kekinian lebih dari 95 persen jaringan distribusi listrik masih bersifat pasif atau tidak terkoneksi. Hal ini menyulitkan pengawasan terhadap produktivitas pendistribusian, dan deteksi dini gangguan jaringan.
Sementara visibilitas menyeluruh terhadap aktivitas pendistribusian listrik sangat krusial dalam meningkatkan keandalan dan efisiensi, yang pada akhirnya berdampak pada keberlanjutan akses energi dan pengurangan emisi karbon.
"Pengenalan terhadap teknologi smart grid ini perlu dimulai sejak bangku kuliah. Hal inilah yang melatarbelakangi Schneider Electric mendonasikan produk panel listrik kami untuk menjadi bahan praktikum mahasiswa/i Teknik Elektro di Universitas Sebelas Maret, agar mereka dapat mempelajari teknologi terbaru untuk panel listrik," ujar Rudy yang dikutip, Rabu (5/6/2024).
Rudy Granet, juta menekankan pentingnya para lulusan teknik elekro untuk mengasah kepekaannya terhadap kondisi global dan menyesuaikan diri dengan perkembangan industri yang semakin digital dan praktek-praktek keberlanjutan.
Menurut dia, Schneider Electric memiliki komitmen terhadap efisiensi dan keberlanjutan dengan menciptakan produk kelistrikan baik hardware maupun software yang ramah lingkungan dan rendah emisi.
"Salah satu contoh inovasi terbaru kami adalah SM AirSet, panel listrik yang bebas gas SF6 (Sulfur Heksafluorida), yang lebih ramah lingkungan. Tentunya ini adalah terobosan baru yang ke depannya juga perlu dipelajari di pelajaran kuliah," pungkas Rudy.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan Bikin Boros Pengelolaan Energi di Data Center
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Pemda Pinjam Duit ke Pemerintah Pusat, Menkeu Purbaya Beri Bunga 0,5 Persen
-
CIO Danantara Pandu Sjahrir Bantah Emiten TOBA Ikut Tender Proyek Waste-to-Energy
-
Telkom Jamin Keamanan Data dan Keandalan Sistem, HDC NeutraDC-Nxera Batam Raih Sertifikasi Tier-3
-
7 Fakta PHK Massal Karyawan Pabrik Ban Michelin Cikarang Timur
-
4 Syarat Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan, Siapa Saja Bisa Ajukan?
-
Bangun Pabrik Soda Ash Pertama, Dirut Pupuk Indonesia: Impian Tiga Dekade Lalu Akhirnya Terwujud
-
3 Fakta Pengungkapan TPPU PT UP: Sembunyikan Aset di Singapura, Rugikan Negara Rp317 M
-
Pertamina Pasok 100 Ribu Barel BBM Murni ke BP-AKR
-
BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum 2025: Wujud Nyata Dukung Indonesia Emas 2045
-
Relaksasi dari ESDM, Amman Dapat Kuota Ekspor 480.000 dmt Tembaga