Suara.com - Dalam kunjungan kerja Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita ke Beijing, Tiongkok (12-13/6/2024), berlangsung kesepakatan dengan empat perusahaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Dikutip dari kantor berita Antara, empat produsen EV, yaitu Sokon, Wuling, Chery, dan Neta sepakat menjadikan Indonesia sebagai hub produksi mobil ramah lingkungan untuk proyeksi ekspor.
Kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai hub produksi ekspor itu disampaikan para pengusaha EV asal Tiongkok tadi. Sedangkan Menteri Perindustrian RI menyatakan bahwa keempat perusahaan manufaktur tadi bisa memanfaatkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia untuk berinvestasi.
"Pemerintah Indonesia telah menetapkan target produksi EV pada 2030 sebesar 600 ribu unit. Perusahaan juga sepakat menjadikan Indonesia sebagai hub basis produksi EV setir kanan, untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil setir kanan," Menteri Perindustrian pada Jumat (14/6/2024) memaparkan hasil pertemuan dengan keempat produsen ini.
Ada pun hasil detail pembicaraan dengan empat produsen EV Tiongkok adalah sebagai berikut:
- Neta melalui PT Neta Auto Manufacturing Indonesia berencana meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai dengan 60 persen pada 2025, dengan target penjualan sebesar 10 ribu unit per tahun.
- SAIC GM Wuling Automobile Company diharapkan bisa meningkatkan kuantitas ekspor mobil listrik yang dibuat di Indonesia, sehingga bisa menjadikan Industri EV di Tanah Air sebagai basis produksi di ASEAN dan dunia.
- Chery Automobile berencana untuk melakukan riset produksi mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) di Indonesia. Pasalnya penjualan mobil PHEV lebih popular di Tiongkok, di mana pembakaran bahan bakar mobil PHEV jauh lebih ekonomis daripada mobil hybrid electric vehicle/HEV. Selain itu perusahaan juga menyampaikan komitmennya untuk memproduksi kendaraan EV dengan total 100 ribu unit pada tahun 2030.
- Sokon melalui SOKONINDO diharapkan bisa melakukan pengembangan kendaraan elektrifikasi dan mendukung ekosistem EV dengan membawa berbagai model baru kendaraan listrik ke Indonesia, mengingat manufaktur itu memiliki kapasitas produksi hingga 50 ribu unit.
Tag
Berita Terkait
-
Hyundai Pastikan Bawa Mobil Listrik Baru ke Indonesia di Sisa 2025
-
Pemerintah China Perketat Ekspor Mobil Listrik Setelah Banyak Keluhan Soal Kualitas
-
Charger Gun Neta V-II Sering Nyangkut, Begini Cara Mengatasinya
-
Bak Bumi dan Langit, Harga Jual Mobil Listrik vs Kendaraan Bensin Bikin Ngilu, 60 Persen Setahun
-
Mobil Bensin dan Hybrid Masih Jadi Pilihan di Tengah Gempuran Mobil Listrik
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok