Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini ditutup menguat tipis karena kekhawatiran investor mengenai fiskal Indonesia di era pemerintahan baru mulai mereda. Berdasarkan data Refinitiv, nilai tukar rupiah pada Selasa (25/6/2024) tercatat Rp16.370 per dolar AS, menguat tipis 0,12% dibandingkan posisi kemarin.
Ini adalah penguatan rupiah selama dua hari berturut-turut setelah sebelumnya, rupiah melemah hingga menyentuh Rp16.475 per dolar AS akibat kekhawatiran beban fiskal yang meningkat di era presiden terpilih Prabowo Subianto.
Namun, kekhawatiran pasar mulai mereda setelah diadakannya Konferensi Pers mengenai Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rancangan APBN 2025.
Pemerintah dan tim Prabowo menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka akan menjalankan APBN 2025 dengan hati-hati, menetapkan ambang defisit maksimal 3% dari PDB dan rasio utang terhadap PDB sebesar 60%.
Pernyataan ini meredakan kekhawatiran bahwa belanja pemerintahan Prabowo akan membuat defisit melampaui 3% dan rasio utang mendekati 60%.
Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh stabil di atas 5% hingga 2025. Menurut laporan Bank Dunia berjudul "Indonesia Economic Prospects," pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 5,1% per tahun pada 2024 hingga 2026.
Sebelumnya, pada awal pembukaan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di tengah membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.
Pada awal perdagangan, rupiah naik 22 poin atau 0,14 persen menjadi Rp16.372 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.394 per dolar AS.
"Sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat membaik pagi ini. Indeks saham Asia juga menunjukkan penguatan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta.
Baca Juga: Kurs Rupiah Tembus Rp16.400, BI Siap Intervensi dengan Cadangan Devisa US$ 139 Miliar
Menurut Ariston, sentimen positif ini dapat membantu mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.
Sentimen pasar yang positif menunjukkan bahwa pelaku pasar masih menganggap pasar layak untuk berinvestasi dalam kondisi pasar keuangan global saat ini.
Berita Terkait
-
Peretas PDN Minta Uang Tebusan 8 Juta Dolar AS, Menkominfo: Gak Akan Kami Turuti
-
Alasan Jokowi Sebut Konser Taylor Swift dan Coldplay Jadi Penyebab Kurs Rupiah Turun
-
Harga Emas dan Dolar AS Diprediksi Terus Naik, Nasib Rupiah Makin Suram?
-
Rupiah Makin 'Meriang' Jokowi Buru-buru Panggil Menteri Minta 'Obat'
-
Kurs Rupiah Tembus Rp16.400, BI Siap Intervensi dengan Cadangan Devisa US$ 139 Miliar
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Bank Indonesia: Ekspor Kopi Indonesia Laris di Afrika hingga Amerika
-
Harga Emas Hari Ini Kompak Naik Lagi, Siap Borong di Pegadaian?
-
Risiko Galbay Pinjol Bikin Susah Pengajuan Modal, Ini Solusi Perbaiki SLIK OJK
-
WSBP Catat Kontrak Baru Rp1,3 Triliun hingga November 2025, Perkuat Transformasi Bisnis dan Keuangan
-
Fenomena Flying Stock COIN: Adik Prabowo Masuk, Saham Sudah Terbang 3.990 Persen Pasca IPO
-
Dari Industri Kripto untuk Negeri: Kolaborasi Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Sumatera
-
Lama Tak Ada Kabar, Sri Mulyani Ternyata Punya Pekerjaan Baru di Luar Negeri
-
Waspada BBM Langka, ESDM Singgung Tambahan Kuota Shell, Vivo, BP-AKR 2026
-
Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo
-
COIN Siap Perkuat Transparansi dan Tata Kelola Industri Kripto Usai Arsari jadi Investor Strategis