Suara.com - BUMN bidang farmasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) berencana melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal karyawan.
Kabar ini sudah dikonfirmasi Dewan Direksi Kimia Farma yang mengumumkan rencana penutupan lima pabrik obat sebagai bagian dari rasionalisasi fasilitas produksi.
Lima pabrik Kimia Farma tersebut akan ditutup dalam jangka waktu 2 hingga 3 tahun ke depan dengan tujuan menekan biaya operasional, meningkatkan efisiensi bisnis, dan memaksimalkan utilitas pabrik.
Meski kabar PHK massal karyawan Kimia Farma sudah disampaikan, perusahaan hingga kini belum mengungkapkan berapa jumlah karyawan yang akan terdampak.
Tidak hanya PHK massal, perusahaan saat ini juga sedang mempertimbangkan dampak lain dari penutupan lima pabrik obat tersebut. Kimia Farma juga belum mengungkapkan pabrik mana saja yang akan ditutup.
Sebagai informasi, Kimia Farma memiliki sepuluh pabrik obat yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Pabrik Sinkona (Subang), Pabrik Jakarta, Pabrik Banjaran (Bandung), Pabrik Marin Liza (Bandung), Pabrik Lucas Djaja (Bandung), Pabrik Sungwun (Cikarang), Pabrik Phapros (Semarang), Pabrik Watudakon (Jombang), serta dua pabrik lainnya di Semarang dan Bali.
Sebelumnya, Kimia Farma melaporkan kerugian usaha sebesar Rp 1,8 triliun sepanjang 2023, meningkat tajam dari kerugian Rp 126 miliar pada 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma, Lina Sari, menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan kerugian operasional ini.
"Ada inefisiensi di pabrik karena kapasitasnya terlalu besar sementara tingkat penggunaannya rendah," kata Lina dalam konferensi pers pada Selasa (25/6/2024) kemarin.
Baca Juga: Promo BRI x Kimia Farma: Dapatkan Diskon dan Cashback Hingga Rp25.000!
Kerugian juga disebabkan oleh produk yang tidak terjual dan sudah kedaluwarsa. "Komposisi produk di 2023 juga didominasi oleh produk-produk dengan margin rendah," tambah Lina.
Selain itu, terdapat dugaan penyelewengan data atau rekayasa keuangan di Kimia Farma Apotek yang turut merugikan perusahaan.
"Detailnya masih dalam evaluasi dan audit oleh konsultan independen," kata Lina.
Berita Terkait
-
5 Motor Bekas Cocok untuk Usaha Starling alias Kopi Keliling: Murah, Irit dan Tangguh
-
Permintaan Lesu, PHK Tekstil Tak Terbendung?
-
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Pastikan Ada Gelombang PHK
-
Erick Thohir Tunjuk Djagad Prakasa Dwialam Jadi Direktur Utama Kimia Farma Gantikan David Utama
-
Promo BRI x Kimia Farma: Dapatkan Diskon dan Cashback Hingga Rp25.000!
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Tembus Rp 7.092 Triliun
-
Perkuat Ekonomi Kerakyatan, Holding Ultra Mikro BRI Salurkan Rp632 Triliun pada 34,5 Juta Debitur
-
Dorong Pemanfaatan Teknologi AI Inklusif, Telkom dan UGM Jalin Kerja Sama Strategis
-
OCA AI Assistant Tingkatkan Interaksi Pelaku Usaha dengan Pelanggan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
RI Dinilai Butuh UU Migas Baru untuk Tarik Investor Jangka Panjang
-
KB Bank Bangkitkan Semangat Wirausaha Muda, Gen Z Ramaikan GenKBiz dan Star Festival Batam 2025
-
Rupiah Dibuka Keok Lawan Dolar Amerika Serikat
-
IHSG Perkasa di Awal Sesi Perdagangan, Apa Pendorongnya?
-
Emas Antam Mulai Naik Lagi, Harganya Tembus Rp 2.351.000 per Gram