Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa mengalami penurunan signifikan. Di tengah pasar yang menantikan rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), rupiah ditutup melemah 75 poin atau 0,46 persen menjadi Rp16.396 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di Rp16.321 per dolar AS.
Faktor Penurunan Rupiah
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, dalam wawancaranya dengan ANTARA, menjelaskan bahwa para pelaku pasar saat ini masih waspada terhadap potensi tekanan lebih lanjut pada nilai tukar rupiah.
"Pekan ini banyak data penting dari Amerika Serikat yang akan dirilis, termasuk data tenaga kerja pemerintah yaitu non-farm payrolls," ujarnya, dikutip pada Selasa (2/7/2024).
Selain data tenaga kerja, pasar juga menantikan pidato dari gubernur bank sentral AS (The Fed) serta rilis notulen rapat The Fed yang dijadwalkan pada Kamis dini hari. "Pasar akan memantau apakah data ekonomi AS dan pernyataan dari bank sentral tersebut akan mendukung pemangkasan suku bunga acuan AS atau tidak," tambah Ariston.
Pergerakan JISDOR
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis oleh Bank Indonesia juga menunjukkan pelemahan. Pada perdagangan Selasa, JISDOR melemah ke level Rp16.384 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.355 per dolar AS.
Penurunan nilai tukar rupiah ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi AS yang diprediksi akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi tenaga kerja di negara tersebut. Data ini penting karena dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed di masa mendatang.
Para pelaku pasar di Indonesia berharap bahwa data dan pernyataan dari The Fed akan memberikan sinyal positif yang dapat membantu memperkuat kembali nilai tukar rupiah. Hingga saat itu, volatilitas nilai tukar diperkirakan akan tetap tinggi.
Baca Juga: Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Pagi Hari Ini Jelang Rilis Data Inflasi
Penurunan nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa mencerminkan ketidakpastian yang masih menghantui pasar global. Dengan banyaknya data penting yang akan dirilis dari AS, termasuk non-farm payrolls, serta pernyataan dari The Fed, pasar akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat. Harapannya, data dan kebijakan yang dirilis akan memberikan dukungan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah ke depannya.
Berita Terkait
-
Industri Penerbangan 'Menjerit' Tertekan Rupiah, INACA Minta Keringanan
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok di Selasa Pagi
-
Dibeberkan Saksi, Mark Up Harga Tanah Rumah DP 0 Rupiah Terungkap
-
Faktor-Faktor Pendukung Penguatan Rupiah Hari Ini
-
Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Pagi Hari Ini Jelang Rilis Data Inflasi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global