Suara.com - Bagi warga yang bepergian dan pulang dari Jakarta, merasakan kemacetan tiap harinya. Kemacetan tersebut diprediksi memunculkan kerugian sebesar Rp 100 triliun per tahun.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik (SPBE) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Zulkifli. Adapun rugi Rp 100 triliun terbagi menjadi Rp 60 triliun untuk kerugian kesehatan berupa polusi udara, sekaligus rugi waktu lantaran macet.
Sisanya yaitu Rp 40 triliun merupakan lkerugian dari biaya operasional kendaraan seperti biaya bahan bakar. Kemacetan parah di jalan Jakarta, membuat bahan bakar terbuang sia-sia.
"Kerugian Rp 100 triliun itu terdiri dari Rp 40 triliun dari biaya operasi, misalkan bahan bakar, oli, dan lain-lain. Nah yang Rp 60 triliun itu dari travel time, dan juga potensi polusi udara, itu dihitung jadi Rp 60 triliun," ungkapnya dikutip Senin (8/7/2024).
Adapun biang kerok dari kemacetan Jakarta adalah masyarakat yang mayoritas masih memakai kendaraan pribadi. Sedangkan penggunaan transportasi umum di Jakarta masih terbilang sedikit.
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syaripudin menyatakan bila ada 21 juta perjalanan, tetapi hanya 4 juta saja atau 18,86 persen perjalanan yang memakai transportasi umum.
"Kalau dipresentasikan itu hanya dapat 18,86 persen modal share-nya, padahal kita yang di 2030 nanti kita berharap di posisi sampai dengan 30 persen," tuturnya dikutip Jumat (5/7).
Penggunaan kendaraan pribadi, ujar Syaripudin, membikin Jakarta jadi macet. Oleh karena itu pihaknya tengah mengejar target di sisa enam tahun kedepannya.
"Jadi sisa waktu enam tahun ini kita mengejar bagaimana masyarakat bisa bertransformasi untuk menggunakan transportasi publik sampai dengan mencapai pada posisi 30%," pungkasnya.
Baca Juga: Kena Kredit Macet, Ekonom Soroti Tata Kelola BUMN di Bawah Kemenkeu
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025