Suara.com - Produk susu Cimory viral di media sosial. Perbincangan tersebut bermula ketika sebuah akun menyatakan bahwa Cimory sebenarnya tak layak dikategorikan sebagai produk susu. Sebabnya, kandungan susu segar Cimory hanya 20 persen. Pertanyaan seputar siapa pemilik Cimory pun mengemuka.
Namun, di antara komentar miring tersebut, ada juga warganet yang menceritakan sisi positif Cimory. Akun @melanieppuchino yang mengaku pernah bekerja di Cimory di kawasan Cikande, Jawa Barat tersebut menulis bahwa produsen susu yang memiliki peternakan sendiri seperti Cimory tidak mungkin tidak memproduksi susu UHT dengan kandungan susu murni.
“Padahal produsen susu setau gw terutama cimory yg punya peternakan dan pengolahan susu sendiri, sangat gak mungkin gak ngeluarin UHT dgn kandungan susu murni. Ini ada koq UHTnya yg 100% isinya susu. Koq bandingin cepet2 dan gak jelasin harganya brp, rasanya pakai apa, coklat beneran atau perisa?” tulisnya.
Akun tersebut menambahkan bahwa zaman sekarang orang akan dengan gampang memberikan penilaian meskipun hanya mengambil sampel amatir. Padahal imbas penilaian itu bisa berdampak pada produk, perusahaan, bahkan karyawan.
“Kalau mau banding2in ya dijejerin yg semuanya full cream mana, susu rasa2 mana, harganya berapa, kemasannya gmn, gitu. Kalau mau sehat ya jangan minum rasa2, SELESAI. Ada pilihan di produk2 tsb mau yg sehat atau ada rasanya dengan gula dsb-nya ya terserah," ujarnya.
Pemilik Cimory
Menilik website resmi Cimory atau Cisarua Mountain Dairy, pendiri dan komisaris Cimory Group adalah Bambang Sutantio. Ia merupakan pria kelahiran 26 Desember 1958.
Pada awal tahun ini Bambang masuk dalam jajaran orang terkaya nomor 17 di Indonesia versi Forbes Reel Time Billionares. Total hartanya USD 1,7 miliar.
Bambang memang identik dengan sosok wirausahawan visioner yang pandai membaca peluang. Terlahir dari keluarga sederhana, dia membangun Cimory Group dari nol.
Baca Juga: Komisaris Starbucks RI Mundur di Tengah Aksi Boikot
Cimory dimulai tanpa dukungan modal sejak awal, bahkan hanya dengan bantuan satu orang karyawan. Awalnya Bambang mendirikan PT Macroprima Panganutama pada tahun 1993. Ia memulai bisnis olahan daging ini bekerja sama dengan peternak di Jawa Timur.
Produk Macroprima telah tersebar di toko-toko ritel dengan nama merek Kanzler. Tahun 2004, Bambang memutuskan bisnis Cimory untuk go public.
Hasilnya, ia mendapatkan peningkatan modal lebih dari 200 juta USD atau setara Rp 3,2 triliun. Menurut Forbes, Cimory melaporkan penjualan 404 juta USD pada tahun 2022, naik 55% dari sebelumnya.
Kemudian Januari 2023, perusahaan ekuitas swasta General Atlantic membeli 5,64% saham Cimory seharga 130 juta USD. Dengan peningkatan ini, Cimory tak hanya dikelola oleh Bambang saja.
Ia pun mempercayakan anak-anaknya untuk menjadi petinggi perusahaan. Diketahui, Bambang Sutantio memiliki 3 anak mereka adalah Wenzel, Axel dan Farell. Putra sulungnya, Farell Grandisuri Sutantio, menjalankan perusahaan sebagai presiden direktur.
Pendidikan dan Prestasi Bambang Sutantio
Berita Terkait
-
Komisaris Starbucks RI Mundur di Tengah Aksi Boikot
-
Ada Apa Dengan BJB? Komutnya Mendadak Mundur Meski Baru Seumur Jagung
-
Malut United Punya Siapa? Heboh Rumor Sanggup Bayar Yakob dan Yance Sayuri Rp 8 Milyar
-
Bagi-bagi Kursi Komisaris BUMN, Politik Cari Muka Erick Thohir Demi Jabatan
-
Sepak Terjang Grace Natalie, Dari Jurnalis hingga Komisaris Holding BUMN Tambang
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
BRI Peduli Bantu Pulihkan Psikologis Anak-Anak Korban Bencana Aceh-Sumatra
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN