Suara.com - Dominasi para trader besar di pasar mineral global selama ini merugikan negara-negara penghasil mineral, termasuk Indonesia. MIND ID berupaya mengubah situasi ini dengan membangun aliansi strategis bersama negara-negara penghasil mineral lainnya.
Tantangan utama yang dihadapi adalah mengelola pasokan mineral secara disiplin dan menekan aktivitas pertambangan ilegal. Namun, MIND ID optimistis bahwa dengan kerja sama yang kuat, Indonesia dapat meraih posisi yang lebih baik di pasar mineral dunia.
"Negara pemilik komoditas mineral sering kali harus mengikuti tren harga yang ditentukan pihak trader dan menerima margin yang minimal," kata Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf dikutip Kamis (21/11/2024).
Untuk itu MIND ID tengah gencar membangun kemitraan global untuk menjadikan Indonesia sebagai penentu harga komoditas mineral dunia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara secara signifikan, mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga pasar global, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok mineral dunia.
Sebagai contoh, Heri menyebutkan bahwa dalam komoditas timah, tiga negara penghasil terbesar, yaitu Indonesia, Tiongkok, dan Peru, memasok 90% kebutuhan dunia. Dengan kondisi ini, MIND ID telah memulai penjajakan kemitraan dengan salah satu perusahaan di China untuk membentuk aliansi strategis dalam komoditas timah.
“Kami sudah memetakan potensi ini dengan baik. Kami berharap dapat influnece banyak mitra lain untuk berkolaborasi, sehingga kita bersama-sama dapat menjadi driver harga komoditas mineral global,” tambahnya.
Menurutnya dengan menjadi "price setter", Indonesia tidak hanya akan memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan industri hilir dalam negeri.
Selain itu, Heri menyampaikan bahwa Grup MIND ID juga akan terus memperkuat tata kelola mineral. Pasalnya, salah satu langkah penting adalah memastikan disiplin dalam pengelolaan pasokan mineral sebagai acuan bagi pelaku industri di Indonesia.
“Isu seperti Pertambangan Tanpa Izin (PETI) harus diminimalkan, agar tidak ada pasokan mineral yang keluar ke pasar global secara tidak terkendali, yanp dapat merusak kesepakatan harga di masa depan,” pungkasnya.
Baca Juga: Cadangan Melimpah, MIND ID Targetkan Indonesia Kuasai Pasar Mineral Dunia
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Kolaborasi dengan FC Barcelona, BRI Luncurkan Kartu Debit Edisi Khusus
-
Waspada Cuaca Ekstrem! Wamendag Pantau Pasokan Pangan dan Antisipasi Lonjakan Harga Cabai
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Kemenhub Baru Bilang Bali Sepi, Penumpang Pesawat Turun 2 Persen di Nataru
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
Industri Pengolahan RI Loyo di 2025 Gegara Tarif Trump Hingga Geopolitik
-
Bahlil Buka-bukaan Amblil Langkah Berani Legalkan Sumur Rakyat
-
Jelang Tutup Tahun, Pemerintah Sita 70 Ribu Ton Batubara Ilegal