- Wamendag antisipasi dampak cuaca ekstrem terhadap pasokan dan harga pangan awal tahun.
- Komoditas cabai dinilai paling rentan rusak akibat curah hujan tinggi dan uap air.\
- Kemendag dan Kementan koordinasi optimalkan cadangan pangan hadapi ancaman cuaca.
Suara.com - Memasuki awal tahun 2026, pemerintah mulai memasang kuda-kuda menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan bahwa curah hujan tinggi menjadi tantangan utama yang dapat mengganggu stabilitas harga dan pasokan pangan nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Dyah Roro saat meninjau langsung harga bahan pokok di Pasar Senen dan Pasar Johor Baru, Jakarta, Rabu (31/12/2025). Menurutnya, cuaca ekstrem memiliki efek berantai (multiplier effect) yang sangat luas, mulai dari kegagalan panen hingga terganggunya jalur distribusi.
“Tentu mengacu terhadap apa yang sudah disampaikan oleh BMKG. Efeknya juga sangat amat luas ya, terutama berkaitan mengenai bagaimana hasil panen dari berbagai macam komoditas,” ujar Dyah Roro.
Dalam pantauan tersebut, Wamendag menyoroti komoditas cabai sebagai tanaman yang paling sensitif terhadap perubahan cuaca. Tingginya intensitas hujan dan uap air seringkali merusak pucuk tanaman, yang berujung pada penurunan drastis volume panen.
“Kalau kita berbicara mengenai cabai, itu kan sangat rentan. Dia kalau kena uap dikit saja, pucuknya sudah langsung hancur,” jelasnya.
Kondisi inilah yang kerap memicu fenomena tahunan kenaikan harga cabai. Di saat permintaan masyarakat tetap tinggi, pasokan dari petani justru menyusut drastis karena gangguan cuaca. Hal ini menjadi perhatian serius Kemendag agar ketersediaan di pasar tetap terjaga meski tantangan alam meningkat.
Guna memitigasi risiko tersebut, Kemendag berkomitmen untuk memperkuat koordinasi lintas sektoral, terutama dengan Kementerian Pertanian. Fokus utamanya adalah memastikan cadangan pangan dan mengoptimalkan produksi di wilayah-wilayah yang tidak terdampak cuaca ekstrem.
“Ke depannya kita akan berkoordinasi dengan lintas kementerian terkait, termasuk Kementerian Pertanian, untuk memastikan bagaimana cadangan produksi cabai itu bisa semakin optimal,” lanjut Dyah.
Baca Juga: Zulhas Bongkar Kondisi Dapur Jelang Tahun Baru: Harga Pangan di Cimahi Dijamin 'Tenang'?
Pemerintah berjanji akan melakukan pemantauan harga dan cuaca secara berkala. Langkah proaktif ini diharapkan mampu meredam gejolak harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional sehingga masyarakat tetap dapat menjangkau kebutuhan pangan dengan harga stabil di awal tahun baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
Terkini
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Kemenhub Baru Bilang Bali Sepi, Penumpang Pesawat Turun 2 Persen di Nataru
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
Industri Pengolahan RI Loyo di 2025 Gegara Tarif Trump Hingga Geopolitik
-
Bahlil Buka-bukaan Amblil Langkah Berani Legalkan Sumur Rakyat
-
Jelang Tutup Tahun, Pemerintah Sita 70 Ribu Ton Batubara Ilegal
-
Impresif! Ini Sederet Capaian BRI dan Kontribusi untuk Negeri di Sepanjang Tahun 2025
-
Refleksi Akhir Tahun: IHSG Meroket 22% Sepanjang 2025, Pasar Menanti Prabowo di Pembukaan BEI 2026
-
Refleksi Satu Tahun MBG: Dari Intervensi Gizi Menuju Transformasi Ekonomi Nasional
-
Rupiah Berotot di Penghujung 2025, Menuju Level Rp 16.680