Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan masih melanjutkan pertumbuhan double digit pada November 2024, yakni sebesar 10,79 secara year on year (yoy) menjadi Rp7.717 triliun.
Meski demikian angka tersebut turun tipis dibandingkan kinerja kredit perbankan bulan sebelumnya atau pada Oktober 2024 yang tumbuh sebesar 10,92 persen yoy atau sebesar Rp7.657 triliun.
“Kinerja intermediasi perbankan masih tumbuh positif dengan profil risiko yang tetap terjaga pada November 2024,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Desember 2024 di Jakarta seperti dikutip Antara, Selasa (7/1/2025).
Di sisi lain, dana pihak ketiga atau DPK perbankan tumbuh sebesar 7,54 persen yoy pada November 2024 menjadi sebesar Rp8.836 triliun, dari bulan sebelumnya 6,74 persen yoy yang sebesar Rp8.751 triliun. Adapun pada kinerja DPK November 2024, catat Dian, giro menjadi kontributor pertumbuhan yang terbesar.
Sementara itu, likuiditas industri perbankan pada November 2024 tetap memadai dengan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,94 persen dan 25,57 persen. Sebelumnya pada Oktober, AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 113,64 persen dan 25,58 persen.
“AL/NCD dan AL/DPK masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” ujar Dian.
Kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio NPL gross per November 2024 sebesar 2,19 persen, dibandingkan dengan Oktober yang sebesar 2,20 persen. Kemudian, NPL net sebesar 0,75 persen pada November 2024, dari sebelumnya sebesar 0,77 persen.
Loan at risk atau LAR juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,82 persen, dibandingkan Oktober yang lalu sebesar 9,94 persen. Dian mengatakan, rasio LAR tersebut sudah lebih rendah dibandingkan level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.
Secara umum, tingkat profitabilitas bank atau ROA per November 2024 sebesar 2,69 persen dibandingkan dengan Oktober sebelumnya sebesar 2,73 persen, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.
Baca Juga: Tingkatkan Layanan, BSI Mau Bangun Gedung Megah di Bogor
Kinerja perbankan yang positif juga tecermin dari permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat, yaitu sebesar 26,92 persen, dari sebelumnya pada Oktober sebesar 27,02 persen. Dian mencatat, CAR yang tinggi ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.
Di sisi lain, produk kredit buy now pay later (BNPL) yang dilaksanakan oleh perbankan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per November 2024, baki debet kredit BNPL tumbuh sebesar 42,68 persen yoy dari bulan sebelumnya 47,92 persen yoy, menjadi sebesar Rp21,7 triliun.
Jumlah rekening yang menggunakan BNPL tercatat 24,51 juta per November 2024, sementara Oktober sebelumnya tercatat sebesar 23,27 juta. Dian mengatakan, ini menunjukkan bahwa perbankan melaksanakan ekspansi kredit yang terkait dengan konsumsi cukup signifikan melalui pay later.
“Ini tentu saya kira menunjukkan concern perbankan kita terhadap kebutuhan masyarakat secara umum, masyarakat yang membutuhkan dalam level yang sebetulnya bisa dikatakan kreditnya adalah kredit kecil,” kata Dian.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global