Suara.com - Pandu Patria Sjahrir menjadi salah satu nama yang banyak diperbincangkan belakangan ini setelah namanya muncul sebagai Direksi Danantara (CIO).
Pandu Patria Sjahrir lahir pada 17 Mei 1979 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, dari keluarga terkemuka di Indonesia. Ayahnya, almarhum Dr. Sjahrir, adalah seorang ekonom dan akademisi ternama, sementara ibunya juga merupakan seorang akademisi di bidang antropologi. Selain itu, pamannya, Luhut Binsar Pandjaitan, adalah tokoh politik dan militer yang sangat berpengaruh di Indonesia.
Pandu menempuh pendidikan di berbagai institusi bergengsi di dunia, yang memberinya perspektif global dan jaringan yang luas. Masa pendidikannya dimulai di Phillips Academy Andover, Massachusetts, pada tahun 1997. Setelah lulus, Pandu melanjutkan studinya ke University of Chicago, di mana ia meraih gelar sarjana pada tahun 2000.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar master di Stanford Graduate School of Business, salah satu sekolah bisnis terbaik di dunia yang terkenal dengan program teknologinya. Di Stanford, Pandu bertemu dengan Forrest Li, pendiri Sea Ltd., yang kelak menjadi atasannya dan mengajaknya bergabung serta berinvestasi di perusahaan tersebut. Pandu lulus dari Stanford pada tahun 2007 dan memperluas pengetahuannya dengan belajar di School of Finance Tsinghua University, salah satu universitas terkemuka di Asia.
Pada tahun 2010, ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia, membawa serta pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari luar negeri.
Di Indonesia, ia terlibat dalam pengembangan Shopee, platform e-commerce terkemuka di Asia Tenggara. Hal ini karena salah satu investasi awal Pandu adalah di Sea Ltd, perusahaan induk dari Shopee, SeaMoney, dan Garena, yang dipimpin oleh Forrest Li.
Seperti yang diceritakannya dalam Podcast Akbar Faizal Uncensored, Pandu bergabung sebagai karyawan ke-80 dan memainkan peran kunci dalam pertumbuhan bisnis Shopee dan Garena di Indonesia.
Pandu resmi bergabung dengan Sea Ltd pada tahun 2016 dan menjadi salah satu petinggi di perusahaan raksasa game dan e-commerce tersebut.
Selain itu, di perusahaan Gojek, Pandu juga tercatat sebagai investor yang masuk dalam jajaran pengurus. Ketika Gojek dan Tokopedia bergabung menjadi GoTo, Pandu diangkat sebagai Dewan Komisaris GoTo Financial. Tidak hanya di GoTo, namanya juga tercatat sebagai penasihat di Carsome Group, unicorn penjualan mobil asal Malaysia.
Baca Juga: Danantara Jadi Superholding BUMN? Said Didu Ungkap Syarat Penting Ini
Pada tahun 2021, Pandu memutuskan untuk mencairkan asetnya di Shopee setelah perusahaan tersebut mencapai puncak kesuksesan dengan kapitalisasi pasar senilai US$200 miliar.
Setelah sukses di dunia teknologi, Pandu mulai berkecimpung di emiten batu bara milik Luhut, Toba Bara Sejahtera (TBS).
Di bawah kepemimpinannya, TBS mengalami transformasi besar-besaran. Perusahaan ini tidak lagi hanya fokus pada batu bara, tetapi juga mengembangkan bisnis di bidang energi terbarukan dan tambang nikel untuk kendaraan listrik (EV).
Tidak hanya berinvestasi di sektor energi, Pandu juga aktif di sektor teknologi dan infrastruktur digital. Ia mendirikan beberapa perusahaan investasi, termasuk Indies Capital dan AC Venture, yang berbasis di Singapura. Indies Capital fokus pada pembiayaan perusahaan teknologi dengan dana yang terkumpul mencapai lebih dari USD 300 juta.
Ventura ini telah membiayai puluhan perusahaan teknologi, termasuk aplikasi Singapura Grab Holdings Ltd dan e-commerce PT Bukalapak.com di Indonesia. Pandu tercatat bergabung di Indies Capital pada tahun 2017 setelah bertemu dengan pendirinya, Denny Goenawan. Indies memberikan utang kepada startup mode Singapura Zilingo Pte saat perusahaan itu memecat salah satu pendirinya sekaligus CEO Ankiti Bose.
Selain Indies Capital, Pandu juga menjabat sebagai Founding Partner AC Ventures, sebuah ventura Indonesia yang membidik startup tahap awal. Perusahaan ini memiliki sekitar USD 500 juta aset yang dikelola dan telah melakukan lebih dari 120 investasi di Asia Tenggara, termasuk Carsome.
Berita Terkait
-
Danantara Dibongkar Dahlan Iskan: Peluang Besar atau Bom Waktu
-
Prabowo Luncurkan Danantara di Istana Besok, Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen!
-
Terancam Batal Jadi Ketua Danantara, Ini Kekayaan Muliaman Darmansyah Hadad
-
Susul Jokowi, Kaesang Dirumorkan Akan Duduki Posisi Penting di Danantara
-
Danantara Jadi Superholding BUMN? Said Didu Ungkap Syarat Penting Ini
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI