Suara.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (satu tingkat di atas level terendah investment grade) dengan outlook stabil pada 11 Maret 2025.
Pada sisi utang pemerintah, Fitch memperkirakan bahwa utang pemerintah masih akan mengalami tren yang menurun pada kisaran 39,1% PDB pada tahun 2028 dari sebesar 40,4% pada tahun 2025.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Deny mengatakan keputudan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah.
"Fitch juga melihat adanya sejumlah tantangan khususnya terkait pendapatan pemerintah yang masih rendah, beberapa indikator struktural termasuk PDB per kapita serta indikator tata kelola yang relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat BBB (peers)," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Ke depan, Fitch menilai Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia berpotensi meningkat apabila terdapat perbaikan signifikan pada aspek struktural, peningkatan pendapatan pemerintah, dan peningkatan ketahanan eksternal yang ditandai antara lain dengan peningkatan cadangan devisa secara berkelanjutan atau penurunan kerentanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak harga komoditas.
Menanggapi keputusan Fitch tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan Afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan dunia internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga, didukung oleh permintaan domestik yang kuat, dukungan belanja publik, investasi swasta yang solid dan program hilirisasi.
"Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi," katanya.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan keuangan, termasuk mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, serta terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita.
Pada laporannya, Fitch memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,0% pada 2025 terutama didukung oleh permintaan domestik yang kuat, serta dukungan belanja publik untuk bantuan sosial dan proyek infrastruktur. Investasi swasta juga akan tetap kuat didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter yang moderat, serta berkurangnya ketidakpastian kebijakan pasca pemilu tahun 2024, dan aktivitas hilirisasi yang berlanjut.
Baca Juga: Bos BNI Buka Suara Soal Sritex Mau Diselamatkan, Nasib Utang Gimana?
Pada sisi eksternal, Fitch memproyeksikan bahwa defisit transaksi berjalan akan melebar sebesar 1,3% pada 2025 seiring dengan pelemahan permintaan global, meningkatnya proteksionisme perdagangan, dan penurunan harga komoditas, yang berdampak pada penurunan surplus perdagangan. Sementara itu pada sisi inflasi, Fitch memperkirakan bahwa inflasi tahun 2025 akan tetap terjaga pada kisaran 2,5±1% dan mendukung stabilitas makroekonomi.
Ke depan, Bank Indonesia terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dengan tetap mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk meningkatkan sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menjaga stabilitas inflasi volatile food.
Fitch memproyeksikan bahwa kehati-hatian fiskal masih akan terus berlanjut dengan defisit fiskal sebesar 2,5% pada tahun 2025. Di sisi lain, Fitch juga menilai bahwa dampak dari efisiensi anggaran dan realokasi kepada program antara lain untuk makan bergizi gratis masih perlu ditinjau lebih lanjut.
Berita Terkait
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
Usut Korupsi Dana CSR BI, KPK Periksa Istri Polisi untuk Lancak Aset Tersangka Anggota DPR
-
5 Cara Menagih Utang yang Susah Bayar Tanpa Bikin Hubungan Retak
-
Data Uang Nganggur di Pemda Berbeda, BI: Itu Laporan dari Bank Daerah
-
BI: Waspadai Inflasi Akhir Tahun, Harga Pangan Mulai Melonjak
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Apakah Deposito Harus Bayar Tiap Bulan? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh