Suara.com - Sebuah narasi mencekam telah mencuat di social media X (dulu Twitter). Seorang netizen membagikan sebuah video yang mengungkap Bareskrim Polri Subdit V mewacanakan akan menjemput investor yang kabur dari Indonesia.
"Saat ini sedang memantau saham. Apakah saham-saham ini sedang baik-baik saja atau perlu sebuah mekanisme tertentu, sehingga nantinya presiden RI bisa melakukan upaya apa. Seandainya investor kabur, apakah harus kita jemput? Ayo baik-baik, balik ke Indonesia," ucap sosok dalam video yang tersebar di media sosial. Belum diketahui, kapan, di mana dan dalam agenda apa video ini direkam.
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa pada perdagangan pasar saham pada Jumat, 21 Maret 2023, IHSG turun, berada di level 6.258 berdasarkan data market live sekuritas IPOTGO. Adapun rata-rata Harga saham di pasar modal menurun drastis hingga didominasi warna merah.
Penurunan IHSG yang merupakan jendela minat investor luar negeri kepada perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan banyak investor luar negeri yang angkat kaki dari IHSG. Ini menyebabkan kepanikan di antara investor dalam negeri, hingga menimbulkan market crash.
Banyak pihak mulai mempertanyakan peran pemerintah untuk menjaga kestabilan dan Kesehatan pasar modal. Untuk itu, beragam narasi mulai bermunculan. Kepanikan ditanggapi leh Bareskrim Polri Subdit V Dirtipideksus. Beredar di social media, video Bareskrim Polri mengaku memantau pergerakan Harga saham untuk kestabilan ekonomi. Bila investor kabur, Bareskrim memberikan sinyal siap untuk 'menjemput' para investor tersebut.
Namun demikian, langkah ini dianggap kurang tepat karena seharusnya yang mengambil peran dalam meningkatkan Kembali IHSG adalah stakehorlder di bidang pasar modal, antara lain:
- emiten
- Investor
- otoritas Jasa Keuangan (OJK)
- Bursa Efek Indonesia (BEI)
- Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
- Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
- Perantara pedagang efek (PPE)
- Penilai Efek (PE)
- Konsultan Hukum, bukan polisi atau TNI melainkan firma hukum dan pengacara bidang ekonomi.
- Akuntan Publik (AP).
Bagi netizen, situasi saat ini menunjukkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia berada dalam efek dunning krugger, di mana orang yang tidak berkompeten di bidang tertentu cenderung merasa lebih bisa dan lebih tahu tentang bidang tersebut.
Sebelumnya, BEI sampai menerapkan kebijakan Trading Halt untuk mengantisipasi penurunan tajam saham dan menahan kerugian investor agar tak semakin jauh. Pada 18 Maret 2025, IHSG terperosok sampai 5 persen.
Trading halt sendiri merupakan penghentian atau pembekuan sementara perdagangan saham karena IHSG anjlok hingga melewati batas tertentu. Trading Halt diterapkan agar perdagangan efek tetap teratur, wajar, dan efisien.
Baca Juga: IHSG Loyo, Sandiaga Uno Saran Borong Saham untuk Investasi
Situasi tersebut menunjukkan bahwa investor berbondong-bondong menjual sahamnya dan juga menarik modal dari IHSG. Di mana ini juga menunjukkan investor masih menunggu kepastian terkait kebijakan ekonomi Indonesia.
Saat ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus menunjukkan tren penurunan menjelang penutupan perdagangan Sesi I pada Senin (24/3/2025). Berdasarkan pantauan Redaksi Suara.com, pada pukul 11.45 WIB, IHSG tercatat berada di level 6.090, turun 2,6% dibandingkan pembukaan pasar hari ini. Volume transaksi hingga pukul 10.19 WIB mencapai 5,74 miliar saham dengan nilai transaksi Rp5 triliun, dan frekuensi perdagangan sebanyak 426.817 kali. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 68 saham yang menguat, sementara 549 saham tercatat turun dan 158 saham stagnan.
Pelemahan IHSG hari ini dipicu oleh koreksi pada saham-saham blue chip, terutama di sektor perbankan, emiten yang dikendalikan oleh grup konglomerat, dan emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tekanan ini terjadi menjelang pengumuman penting yang dinantikan oleh investor, yaitu pengumuman susunan kepengurusan baru Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Selain itu, pemerintah secara resmi telah mengalihkan seluruh saham seri A ke PT Biro Klasifikasi Indonesia, yang merupakan holding operasional yang dimiliki dan dikendalikan oleh Danantara sebagai bagian dari penyertaan modal.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
-
Penyebab IHSG Sulit Menguat Hari Ini, Imbas Pengumuman Penting Danantara?
-
IHSG Tetap Melemah Jelang Penutupan Sesi I, Potensi Bakal Trading Halt Lagi?
-
Bareskrim Selidiki Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Cek CCTV
-
IHSG Anjlok, Rupiah Tertekan: Kesalahan Kebijakan atau Faktor Global?
-
IHSG Loyo, Sandiaga Uno Saran Borong Saham untuk Investasi
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
IHSG Bangkit di Rabu Pagi, Tapi Diproyeksi Melemah
-
Emas Antam Terus Melonjak, Hari Ini Seharga Rp 2.237.000 per Gram
-
Dugaan Penggelapan Duit Ro 30 Miliar, Ini Pembelaan Maybank Indonesia
-
Tak Jadi Ditutup, Menhub Dudy Minta KAI Bangun JPO dari Hotel Shangri-La ke Stasiun Karet-BNI City
-
Dukuh Atas Jadi Pusat Transportasi, Patung Jenderal Sudirman Bakal Dipindah
-
IHSG Berpotensi Rebound, Ancaman Shutdown AS Diabaikan Wall Street
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Antam Naik Jadi Rp 2.335.000, Emas UBS Lagi Turun!
-
Emas Meroket! Ini 3 Alasan di Balik Kenaikan Harga Mineral Pada September
-
Mengenal Bintang Jasa Utama yang Diberikan Presiden Prabowo ke Ray Dalio
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini