Adapun penanaman klon unggul hasil kultur jaringan telah mencapai lebih dari 10.000 tanaman yang berlokasi di salah satu perkebunan kelapa sawit Astra Agro di Kalteng.
Selain itu, Tim R&D telah meluncurkan tiga varietas unggul tanaman yang akan memberikan produktivitas yang lebih baik dengan nama AAL Nirmala, AAL Sejahtera, dan AAL Lestari. Astra Agro bekerjasama dengan University of Potsdam Jerman, University of Newcastle Inggris, serta Universitas-Universitas ternama lainnya di Indonesia.
Astra Agro melakukan upaya intensifikasi perkebunan untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Pasalnya permintaan pasar global terhadap CPO mencapai 80,3 juta ton, sedangkan produksi minyak kelapa sawit secara global hanya mencapai 79,3 juta ton pada tahun lalu berdasarkan data Oil World.
Sementara itu, mengacu pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) produksi CPO secara nasional mengalami koreksi 3,8% yoy menjadi 48,16 juta ton.
Padahal minyak kelapa sawit salah satu bahan baku penting dalam rantai produksi karena dapat digunakan untuk berbagai produk seperti minyak goreng, margarin dan lain-lain.
Adapun produk turunan CPO telah dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar fossil (biodiesel), pengemulsi, alat-alat kosmetik sampai dengan pakaian sehari-hari.
Permintaan yang menguat perlu diselaraskan dengan produktivitas tanaman dan intensifikasi lahan. Hal itu pun sejalan dengan Astra Agro Sustainability Aspiration 2030 yang menganut No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE) sebagai salah satu kebijakan keberlanjutan yang dijalankan oleh Perseroan sejak 2015.
“Kebijakan NDPE ini adalah komitmen Astra Agro untuk tidak mengembangkan area baru, melakukan konservasi lahan gambut, sera menghormati hak asasi manusia,” ungkap Vice President Investor Relation and Public Affairs Astra Agro Lestari Fenny Sofyan.
Di sisi lain, Astra Agro juga berupaya mendukung program Ketahanan Pangan Pemerintah dengan melakukan penanaman padi gogo seluas 100 hektare di Cianjur dan tanam jagung secara serentak di seluruh area operasional sejak awal tahun.
Baca Juga: Wajah Muram Wawonii dan Kawasi! Perbankan Diminta Hentikan Pendanaan ke Harita Group
Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Heru Tri Widarto mengungkapkan budidaya padi gogo di lahan kering merupakan kolaborasi seluruh pihak dalam mewujudkan swasembada pangan secepatnya.
"Kami sangat mengapresiasi peran sektor swasta dalam mendukung petani melalui berbagai inisiatif seperti ini. Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di lahan kering yang membutuhkan inovasi dan pendampingan khusus," ujar Heru.
Budidaya padi gogo telah dilakukan sejak jaman leluhur karena mampu memproduksi gabah kering sebesar 7 ton per hektare dengan masa panen relatif lebih cepat dibandingkan padi pada umumnya.
Adapun budidaya padi gogo dapat dilakukan dengan sistem tumpang sari atau bersama tanaman lain. Hasil akhir dari beras yang berasal dari padi gogo termasuk beras premium karena baik untuk penderita diabetes.
Adapun dalam penanaman jagung serentak, Astra Agro melibatkan komunitas yang tinggal dan menetap di dalam perusahaan yakni karyawan beserta keluarganya atau disebut sebagai paguyuban.
“Selama ini kami telah memiliki program pemberdayaan paguyuban yang salah satunya adalah kemandirian pangan dan ekonomi melalui berbagai kegiatan,” ujar Fenny.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Kuota Impor, SPBU Swasta, dan Konsistensi Kebijakan
-
Pekerjaan M. Qodari Sebelum Jabat KSP, Hartanya Tembus Rp 260 Miliar
-
Kabar Gembira untuk UMKM! Pajak Final 0,5 Persen Diperpanjang Hingga 2029, Beban Usaha Makin Ringan!
-
Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber
-
Penyaluran Kredit Meski Gacor Demi Pertumbuhan Ekonomi Konsisten di 5 Persen
-
Bos Danantara Bakal Guyur Lagi KUR Perumahan Hingga Rp 250 Triliun
-
Bukan Reshuffle Kabinet, Ini Pendorong IHSG Bisa Tembus Level 8.000
-
Pertamina Patra Niaga Regional JBB Raih 63 Penghargaan di Ajang ENSIA 2025
-
Rosan Roeslani Disebut Bakal Jadi Menteri BUMN, Dilebur dengan Danantara?
-
Salah Paham Produk Vape Bikin Industri Tembakau Alternatif Terancam