Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan ancaman keras terhadap Uni Eropa (EU) dan Kanada, dengan menyatakan akan memberlakukan tarif impor "skala besar" jika kedua pihak dinilai merugikan kepentingan ekonomi AS.
Pernyataan ini semakin memperuncing ketegangan perdagangan global yang telah memanas sejak AS memberlakukan tarif 25% pada impor mobil dan truk ringan buatan luar negeri sehari sebelumnya.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menegaskan: "Jika Uni Eropa bekerja sama dengan Kanada untuk merugikan AS secara ekonomi, tarif skala besar—jauh lebih besar dari yang direncanakan saat ini—akan dikenakan pada keduanya untuk melindungi sahabat terbaik yang pernah dimiliki kedua negara itu!" Ancaman ini muncul setelah Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif tinggi pada kendaraan impor, sebuah langkah yang ia klaim bertujuan melindungi industri otomotif domestik AS.
Kebijakan Trump ini langsung memicu kecaman dari para pemimpin dunia. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan kekecewaannya melalui platform X (sebelumnya Twitter): "Saya sangat menyesalkan keputusan AS mengenakan tarif pada ekspor otomotif EU. Tarif adalah pajak, buruk bagi bisnis, lebih buruk bagi konsumen, di AS dan EU." Von der Leyen menegaskan bahwa Uni Eropa akan mempertimbangkan tindakan balasan jika diperlukan.
Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyebut kebijakan Trump sebagai "serangan langsung terhadap pekerja Kanada." Dalam konferensi pers darurat yang dikutip dari Anadolu, Carney menegaskan: "Kami akan membela pekerja kami, perusahaan kami, dan negara kami—dan kami akan melakukannya bersama-sama." Kanada, yang merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS, sebelumnya telah terlibat dalam sengketa tarif dengan pemerintahan Trump pada 2018-2019 terkait baja dan aluminium.
Kebijakan proteksionisme Trump ini berpotensi memicu perang dagang baru, mengingat Uni Eropa dan Kanada adalah dua mitra ekonomi terpenting AS.
Menurut analisis Bloomberg, tarif 25% pada mobil impor dapat meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 5-10%, yang pada akhirnya akan membebani konsumen. Sektor manufaktur Jerman, yang sangat bergantung pada ekspor mobil ke AS, diperkirakan akan terkena dampak signifikan.
Ekonom senior dari Peterson Institute for International Economics, Chad Bown, memperingatkan bahwa langkah Trump bisa memicu retaliasi dari negara lain.
"Jika EU dan Kanada membalas dengan tarif mereka sendiri, kita bisa melihat spiral eskalasi yang merugikan pertumbuhan global," ujarnya.
Baca Juga: Gedung Putih Klaim Kesepakatan dengan Rusia dan Ukraina, Zelensky: Moskow Berbohong!
Kebijakan Trump ini juga menuai kritik dari dalam negeri. Senator Demokrat Elizabeth Warren menyebutnya sebagai "kebijakan yang ceroboh dan akan merugikan pekerja AS dalam jangka panjang." Sementara itu, beberapa Republikan yang mendukung Trump berargumen bahwa tarif diperlukan untuk melindungi industri domestik dari persaingan tidak adil.
Ancaman Trump terhadap EU dan Kanada mencerminkan kebijakan "America First" yang konsisten ia terapkan sejak masa kepresidenan pertamanya. Namun, langkah ini berisiko mengisolasi AS dari sekutu tradisionalnya di tengah persaingan geopolitik dengan China.
Para analis memprediksi bahwa jika ketegangan ini berlanjut, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mungkin akan turun tangan untuk mediasi. Namun, dengan sikap Trump yang cenderung mengabaikan multilateralisme, penyelesaian damai mungkin sulit dicapai.
Sementara itu, pasar global mulai menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran, dengan indeks saham Eropa dan Kanada mengalami penurunan setelah pengumuman Trump. Investor kini menunggu langkah selanjutnya dari Uni Eropa dan Kanada—apakah mereka akan menempuh jalur diplomasi atau memilih pembalasan yang berisiko memicu krisis perdagangan baru.
Berita Terkait
-
Segini Gaji Kelas Menengah di Amerika Serikat, Minat Ganti Paspor?
-
Dari Mudik Gratis Hingga Diskon Tarif Tol, Ini Cara Pemerintah Pastikan Arus Lalu Lintas Lancar
-
Cek Tarif Tol Jakarta-Surabaya untuk Mudik Lebaran 2025, Nggak Perlu Ribet
-
Diskon Tarif Terasa, Jumlah Penumpang Pesawat Sudah Tembus 2,17 Juta Orang
-
Gedung Putih Klaim Kesepakatan dengan Rusia dan Ukraina, Zelensky: Moskow Berbohong!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
USS Jakarta 2025 x BRI: Nikmati Belanja Fashion, Sneakers dan Gaya Hidup Urban dengan Promo BRI
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Dapat Tax Holiday, Bahlil Pastikan PT Lotte Chemical Indonesia Perluas Pabrik di Cilegon
-
Menteri UMKM Tuding Bea Cukai sebagai Biang Kerok Lolosnya Pakaian Bekas Impor
-
Menperin Agus Sumringah: Proyek Raksasa Lotte Rp65 Triliun Bakal Selamatkan Keuangan Negara!
-
Cara Daftar Akun SIAPkerja di Kemnaker untuk Ikut Program Magang Bergaji
-
Presiden Prabowo Guyur KAI Rp5 T, Menperin Agus: Angin Segar Industri Nasional!
-
Selain Pabrik Raksasa Lotte, Prabowo Pacu 18 Proyek Hilirisasi Lain: Apa Saja Targetnya?
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
Harga Pupuk Subsidi Turun, Menko Pangan Apresiasi Pupuk Indonesia