Suara.com - Pada Selasa (25/3), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim bahwa Rusia telah “memanipulasi” kesepakatan gencatan senjata yang diperoleh dari perundingan antara delegasi Moskow dan Washington di Arab Saudi.
Sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa AS telah mencapai kesepakatan dengan Rusia dan Ukraina untuk “menjamin navigasi yang aman, menghindari penggunaan kekuatan, dan mencegah pemanfaatan kapal dagang untuk tujuan militer di Laut Hitam” setelah pertemuan di Riyadh.
Dalam pernyataannya, Gedung Putih juga menyatakan bahwa AS akan membantu memulihkan akses Rusia ke pasar global untuk ekspor pertanian dan pupuk. Selain itu, Washington dan Moskow sepakat untuk merumuskan langkah-langkah yang melarang serangan terhadap infrastruktur energi di kedua negara.
Kremlin kemudian mengonfirmasi adanya kesepakatan tersebut, tetapi menegaskan bahwa perjanjian baru akan berlaku setelah pencabutan beberapa pembatasan dan sanksi terhadap Rusia.
Rusia dan AS juga sepakat untuk melarang serangan terhadap fasilitas energi di kedua negara selama 30 hari, dimulai dari 18 Maret 2025, dengan kemungkinan diperpanjang atau dibatalkan jika salah satu pihak melanggar kesepakatan tersebut.
“Sayangnya, tepat pada hari perundingan, kami sudah melihat bagaimana Rusia mulai memanipulasi. Mereka berupaya memutarbalikkan isi kesepakatan dan menipu para mediator serta dunia,” ungkap Zelenskyy dalam pidato video pada malam hari itu.
“Ada pernyataan yang sangat jelas dari Gedung Putih yang bisa dilihat semua orang. Namun, Kremlin kembali berbohong, seolah-olah ketenangan di Laut Hitam bergantung pada pencabutan sanksi dan seakan-akan tanggal dimulainya 'gencatan senjata' energi adalah 18 Maret. Moskow selalu berbohong. Kini tergantung pada dunia—pada semua pihak yang benar-benar ingin perdamaian—apakah mereka akan membiarkan Moskow berbohong lagi,” tambahnya.
Zelenskyy menegaskan komitmen Ukraina untuk memastikan kesepakatan itu berjalan tanpa adanya serangan lebih lanjut. Namun, ia juga memperingatkan Rusia untuk tidak melanggar perjanjian tersebut.
“Jika mereka terus menyerang, mereka akan menghadapi respons yang keras dan akan menanggung akibatnya. Jika Rusia mencoba menyebarkan kebohongan dengan alasan bahwa serangan mereka bukan ditujukan pada fasilitas energi atau infrastruktur sipil, dunia akan melihat kebenarannya,” lanjutnya.
Baca Juga: Zelenskyy Buka Pintu: Negara Lain Bisa Ikut Pantau Kesepakatan AS-Ukraina
Ia juga menyatakan bahwa tindakan Rusia telah memperpanjang konflik di Ukraina. Ia mendesak agar sanksi dan tekanan lebih lanjut diberikan kepada Moskow jika kesepakatan ini gagal dilaksanakan.
“Bagaimana Rusia bertindak dalam beberapa hari mendatang akan mengungkap banyak hal, bahkan mungkin segalanya… Kami tidak percaya kepada mereka. Dan sejujurnya, dunia pun tidak percaya kepada Rusia. Mereka harus membuktikan bahwa mereka siap untuk mengakhiri perang, menghentikan kebohongan kepada dunia, kepada Presiden (Donald) Trump, dan kepada Amerika,” tegasnya.
Hingga saat ini, pihak berwenang Rusia belum memberikan tanggapan atas tuduhan yang disampaikan oleh Zelenskyy.
Instruksi Zelensky soal militer
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Senin (17/3), memberikan instruksi kepada para pemimpin militer untuk menentukan kebutuhan pertahanan di Kiev.
"Kami membahas situasi di garis depan dan keterlibatan mitra dalam meningkatkan keamanan Ukraina. Saya telah menetapkan beberapa target utama," ungkap Zelenskyy di platform X setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Rustem Umerov dan Kepala Staf Umum Andrii Hnatov.
Berita Terkait
-
Gegara Chat Nyasar, Rencana AS Serang Yaman Bocor ke Wartawan
-
AS Tawarkan Perjanjian Mineral Baru ke Ukraina: Trump Ingin 'Lindungi' Pembangkit Nuklir?
-
Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Ukraina? Kemlu RI Buka Suara
-
Kesepakatan Mengejutkan: AS dan Rusia Berdamai di Laut Hitam! Apa Artinya?
-
Zelenskyy Buka Pintu: Negara Lain Bisa Ikut Pantau Kesepakatan AS-Ukraina
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian