Suara.com - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo Nuahasil , kembali mendapat kepercayaan untuk menduduki posisi strategis di sektor keuangan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Rabu (26/3/2025), Suryo secara resmi diangkat sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).
Penunjukan ini menambah daftar jabatan penting yang didudukinya, mengingat ia juga masih aktif sebagai Dirjen Pajak serta Komisaris di PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI).
Dengan tiga posisi tersebut, perhatian publik juga tertuju pada besaran gaji serta akumulasi harta kekayaan yang dimiliki Suryo dari ketiga jabatannya, terutama setelah laporan LHKPN terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam harta kekayaannya.
Profil Suryo Utomo
Mengutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Suryo Utomo lahir di Semarang pada 26 Maret 1969. Ia memiliki riwayat pendidikan yang cukup mentereng.
Suryo mengenyam pendidikan S1 di Universitas Diponegoro pada tahun 1992 dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. Ia kemudian melanjutkan S2 di University of Southern California, Amerika Serikat dan meraih gelar Master of Business Taxation.
Tak sampai di situ saja, Suryo menempuh pendidikan S3 di Universiti Kebangsaan Malaysia dan berhasil mengemban gelar gelar Doctor of Philosophy in Taxation.
Pada tahun 1993, ia mengawali karier di DJP pada sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dalam perjalanannya, ia menduduki berbagai posisi strategis, antara lain:
- Kepala Seksi PPN Industri (1998)
- Kepala Seksi Pajak Penghasilan Badan (2002)
- Kepala Subdirektorat PPN Industri (2002)
- Kepala Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga (2003)Kepala Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu (2006)
- Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I (2008)
- Direktur Peraturan Perpajakan I (2010)
- Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian (2015)
- Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak (2015-2019)
- Direktur Jenderal Pajak (sejak 1 November 2019)
Selain menjadi Dirjen Pajak, Suryo juga menjabat sebagai Komisaris PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) sejak 29 November 2019 dan kembali dipercaya menduduki posisi tersebut pada 17 Juli 2024.
Baca Juga: Pertamina Ambil Bagian Dalam "Mudik Aman Sampai Tujuan BUMN 2025", Berangkatkan Bus dari GBK Senayan
Yang terbaru, ia juga diangkat sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) pada 26 Maret 2025.
Gaji dan Tunjangan dari Tiga Jabatan
Sebagai pejabat Eselon I di Kemenkeu, Suryo memiliki golongan PNS IVd atau IVe. Berdasarkan regulasi, gaji pokok untuk golongan IVd berkisar antara Rp3.447.200 - Rp5.661.700, sedangkan golongan IVe berada di kisaran Rp3.593.100 - Rp5.901.200 per bulan.
Namun, dengan adanya tunjangan kinerja (tukin) yang bisa mencapai Rp117.375.000 per bulan untuk Eselon I dengan peringkat jabatan tertinggi, penghasilannya sebagai Dirjen Pajak bisa mencapai sekitar Rp120 juta per bulan.
Selain itu, sebagai Komisaris di PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan Komisaris Utama di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Suryo juga memperoleh penghasilan tambahan.
Namun, besaran gaji dan tunjangan yang diterima Suryo sebagai komisaris di PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tidak diungkapkan secara resmi.
Berita Terkait
-
Holding BUMN Danareksa Berangkatkan 1.600 Pemudik Gratis
-
PTSI Ikut Gelar Program Mudik Gratis BUMN, Berangkatkan 253 Pemudik
-
Mudik Bersama BUMN 2025, BRI Group Berangkatkan 8.482 Pemudik Secara Gratis
-
Mudik Aman Sampai Tujuan Bersama Bulog: 13 Bus Gratis Antarkan 650 Pemudik ke Jawa dan Sumatera
-
Pertamina Ambil Bagian Dalam "Mudik Aman Sampai Tujuan BUMN 2025", Berangkatkan Bus dari GBK Senayan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025