Suara.com - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) resmi mengumumkan transaksi afiliasi berupa akuisisi saham PT Citra Kirana Bisnis Distrik (CKBD).
Dalam transaksi ini, CBDK membeli 99% kepemilikan saham CKBD dengan nilai nominal Rp1.000.000 per lembar saham, sehingga total nilai transaksi mencapai Rp99 miliar.
Akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) di PIK 2. CKBD sendiri merupakan pengembang dan pemilik hotel bintang 5 dengan kapasitas 250 kamar yang akan berlokasi di area Nusantara International Convention Exhibition (NICE).
Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pra-pembangunan dan diperkirakan akan mulai beroperasi dalam dua tahun setelah konstruksi dimulai.
Melalui akuisisi ini, CBDK berharap dapat menciptakan destinasi premium yang mendukung sektor pariwisata, bisnis, kuliner, dan hiburan di PIK 2. Hotel yang dikembangkan CKBD nantinya akan menjadi akomodasi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke kawasan tersebut.
Selain itu, masuknya CKBD sebagai anak usaha CBDK diyakini dapat memperluas sumber pendapatan perusahaan, terutama dalam hal pendapatan berulang. Hal ini juga diharapkan meningkatkan daya saing CBDK dalam pengembangan kawasan CBD PIK 2.
Diketahui, transaksi ini melibatkan pihak-pihak yang memiliki hubungan afiliasi, yaitu CBDK, PT Amantara Sinar Pesona, dan PT Tunas Mekar Jaya. Ketiga perusahaan ini memiliki kesamaan dalam kepemilikan manfaat utama dan manajemen pada saat transaksi dilakukan.
Sebelumnya, CBDK akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp1 triliun melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur CBDK Markus Kusumaputra menyatakan bahwa buyback ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai 27 Maret hingga 26 Juni 2025.
“Perseroan telah menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk untuk melaksanakan buyback saham melalui perdagangan di BEI selama periode tersebut,” terang Markus pekan lalu.
Baca Juga: Chandra Asri Group dan Glencore Rampungkan Proses Akuisisi Kepemilikan Shell di SSPL
Dia menjelaskan bahwa buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar sesuai dengan kondisi pasar. Kebijakan ini mengacu pada Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-17/D.04/2025 tertanggal 18 Maret 2025, yang memungkinkan perusahaan terbuka melakukan buyback dalam kondisi pasar berfluktuasi secara signifikan.
Pada 2024, CBDK mencatatkan laba bersih Rp924,75 miliar, tumbuh 59,84% dibandingkan Rp578,54 miliar pada 2023. Kenaikan ini membuat laba per saham naik dari Rp113,40 menjadi Rp181,25 sepanjang tahun lalu.
Perseroan juga membukukan pendapatan bersih Rp2,24 triliun, meningkat 15,13% dari Rp1,95 triliun pada 2023. Pendapatan tersebut mayoritas berasal dari penjualan tanah dan bangunan senilai Rp2,24 triliun, yang tumbuh 15,31% YoY. Sementara itu, pendapatan dari sewa lahan mencapai Rp1 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar Rp6,17 miliar.
Di tengah pertumbuhan pendapatan, beban pokok juga naik 1,03% YoY menjadi Rp976,61 miliar. Meski demikian, CBDK tetap mencatatkan laba kotor Rp1,27 triliun, atau naik 28,93% secara tahunan.
Hingga akhir 2024, CBDK memiliki kas dan setara kas Rp3,45 triliun, melonjak 1.101,25% YoY dari sebelumnya hanya Rp287,85 miliar. Total aset perseroan juga meningkat 11,60% menjadi Rp19,08 triliun.
Dari sisi struktur keuangan, ekuitas tumbuh 8,42% YoY menjadi Rp8,32 triliun, sedangkan liabilitas naik 14,20% YoY menjadi Rp10,75 triliun. Perseroan juga mencatatkan marketing sales Rp2,1 triliun sepanjang 2024.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen