Perbandingan dengan pasar ASEAN lain memberikan pelajaran berharga. Filipina berhasil mengurangi ketergantungan pada modal asing dengan memperkuat partisipasi dana pensiun domestik. Vietnam agresif menarik investasi langsung (FDI) di sektor manufaktur berteknologi tinggi, membuat pasarnya kurang volatil. Sementara itu, otoritas keuangan Indonesia dinilai masih berkutat pada isu klasik koordinasi yang kurang optimal. Kebijakan yang jelas, konsisten, dan komunikasi yang transparan dari otoritas sangat penting untuk membangun kepercayaan pasar. Sebaliknya, kebijakan yang ambigu atau respons yang lambat dapat mengikis kepercayaan dan membuat pasar semakin rentan.
Peristiwa pahit di pasar modal hari ini harus menjadi peringatan keras. Mengandalkan circuit breaker saja tidak cukup. Perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap akar kerentanan pasar modal Indonesia. "Upaya pendalaman pasar harus digenjot lebih serius. Mendorong pertumbuhan reksa dana domestik, dana pensiun, dan asuransi sebagai investor institusional jangka panjang adalah kunci. Edukasi dan literasi keuangan bagi investor ritel perlu ditingkatkan," katanya.
Dari sisi regulator, peningkatan pengawasan pasar dengan memanfaatkan teknologi (RegTech/SupTech) menjadi keharusan. Penyempurnaan aturan main, penegakan hukum yang tegas, serta peningkatan kualitas GCG emiten perlu menjadi prioritas. Yang tak kalah penting, otoritas perlu lebih gesit dalam membaca dinamika global dan domestik, melakukan asesmen risiko secara berkala, dan menyiapkan langkah mitigasi yang lebih berlapis dan antisipatif.
Krisis ini seharusnya menjadi cermin kegagalan pembelajaran di masa lalu. Menyalahkan faktor eksternal adalah respons yang mudah, namun berbenah diri dari dalam adalah langkah krusial untuk masa depan pasar modal Indonesia yang lebih kuat, stabil, dan kredibel. Sudah saatnya Indonesia berhenti sekadar bereaksi dan mulai membangun fondasi ketahanan yang sesungguhnya, didukung oleh keberanian politik untuk melakukan reformasi yang mendasar. Jika tidak, Indonesia akan terus menjadi "pasien kronis" di tengah gejolak pasar keuangan global.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
ESDM Perkuat Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa Demi Wujudkan Transisi Energi Hijau untuk Rakyat
-
Lowongan Kerja PT Surveyor Indonesia: Syarat, Jadwal dan Perkiraan Gaji
-
Profil BPR Berkat Artha Melimpah, Resmi di Bawah Kendali Generasi Baru Sinar Mas
-
BI Sebut Asing Bawa Kabur Dananya Rp 940 Miliar pada Pekan Ini
-
BI Ungkap Bahayanya 'Government Shutdown' AS ke Ekonomi RI
-
Pensiunan Bisa Gali Cuan Jadi Wirausahawan dari Program Mantapreneur
-
Sambungan Listrik Gratis Dorong Pemerataan Energi dan Kurangi Ketimpangan Sosial di Daerah
-
Bank Indonesia Rayu Apple Adopsi Pembayaran QRIS Tap
-
Profil Cucu Eka Tjipta Widjaja yang Akusisi PT BPR Berkat Artha Meimpah
-
Kementerian ESDM Tata Kelola Sumur Rakyat, Warga Bisa Menambang Tanpa Takut