Suara.com - Di tengah ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi global, sektor properti nasional dinilai masih menyimpan potensi pertumbuhan yang stabil.
Salah satu kawasan yang diperkirakan akan terus diminati adalah Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Agus Trihatmoko, pengamat ekonomi dari Universitas Surakarta, mengungkapkan bahwa meskipun tekanan eksternal seperti perang dagang AS-China menciptakan ketidakpastian, Indonesia tetap memiliki fondasi domestik yang kokoh, terutama di sektor properti menengah atas.
“Pemerintah terus mendorong pembangunan tiga juta rumah per tahun. Meskipun menyasar kelas menengah ke bawah, geliat ini berdampak positif bagi keseluruhan pasar properti,” ujar Agus dikutip, Sabtu (12/4/2025).
Menurut Agus, minat terhadap PIK 2 tak lepas dari transformasi kawasan ini menjadi destinasi hunian dan bisnis terpadu. Infrastruktur yang mapan dan gaya hidup modern menjadi daya tarik utama kawasan tersebut.
Walau sempat terdampak oleh tekanan global, Agus menilai investasi properti di PIK 2 tetap akan bertahan. “Kelas menengah atas di Indonesia memiliki daya beli yang kuat. Mereka mencari tempat aman untuk menginvestasikan dana, dan properti premium seperti PIK 2 menjadi pilihan logis,” jelasnya.
Ia menambahkan, PIK 2 menawarkan potensi imbal hasil yang menjanjikan dalam jangka panjang. Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya strategi pembiayaan yang cermat, terutama bagi investor yang masih mengandalkan pinjaman modal.
“Masalah utama saat ini bukan pada permintaan, tetapi pada bagaimana mengelola pembiayaan di tengah situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Bila dirancang dengan strategi yang tepat, PIK 2 bisa menjadi penggerak pemulihan ekonomi dari sektor properti,” tutup Agus.
PIK 2 kini dikenal sebagai kawasan yang memiliki prospek besar di industri properti Indonesia. Selain hunian eksklusif, kawasan ini juga dilengkapi pusat komersial, ruang terbuka hijau, sarana hiburan, hingga jaringan transportasi yang terus berkembang.
Baca Juga: Bantu Pelaku Usaha, Prabowo Akan Hapus Kuota Impor
Berdasarkan laman resmi perusahaan PIK 2 merupakan waterfront city yang didesain berkelas dunia dengan fasilitas komprehensif untuk kualitas hidup lebih baik. PIK 2 mengusung konsep smart city yang didesain dengan teknologi modern sekaligus pengembangan properti dengan peluang investasi menjanjikan. PIK 2 berlokasi di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
PIK 2 adalah megaproyek terbaru kerja sama antara Agung Sedayu Group dan Salim Group. PIK 2 hadir sebagai kota mandiri terbaru dengan luas yang lebih besar dari PIK 1, yaitu mencapai 1.000 hektare di atas daratan lahan siap bangun atau bukan tanah reklamasi. Selain itu, PIK 2 juga hadir dengan fasilitas lebih lengkap hasil rancangan konsultan internasional dari Amerika Serikat, yaitu DDG.
PIK 2 adalah pengembangan besar yang menghubungkan negara Indonesia dengan seluruh dunia. Berlokasi hanya kurang lebih 7 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, bahkan lebih dekat daripada PIK1, tentunya membuat PIK 2 unggul dalam hal konektivitas global, ekspansi bisnis, dan berbagai peluang investasi.
Keberhasilan PIK 1 memicu lahirnya jalinan kerjasama baru antara Agung Sedayu Group dan Salim Group. Kedua grup besar ini kembali menjalin kolaborasi hebatnya dalam pengembangan mahakarya PIK 2. PIK 2 adalah pengembangan besar-besaran yang akan mencapai sekitar 2.650 hektar.
PIK 2 akan menjadi pusat kekuatan ekonomi yang memiliki daya tarik yang kuat bagi peluang dan investasi yang menguntungkan dalam berbagai pengembangan properti.
Perumahan dan pertokoan di PIK 2 yang terkenal antara lain San Antonio, Manhattan, Permata Golf, Tokyo Riverside Apartment, Tokyo Hub, hingga Rukan Osaka. Selain jadi tempat tinggal elite, PIK 2 juga dikenal sebagai tempat wisata serta hiburan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD