Bisnis / Keuangan
Selasa, 15 April 2025 | 14:22 WIB
Ilustrasi. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan pasar surat utang korporasi masih akan cukup solid pada 2025. (Shutterstock)

"Dengan kondisi tersebut, maka yield benchmark di pasar obligasi sendiri kami perkirakan akan bisa tertahan untuk turun lebih jauh meskipun tadi terdapat pelonggaran kebijakan moneter yang masih diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini. Dengan yield yang tertahan lebih jauh, maka ini akan menjadi risiko bagi pembentukan kupon di market untuk bisa turun lebih jauh," kata Suhindarto.

Poin keempat adalah investor utama yang cenderung untuk menghindari peringkat tertentu (BBB ke bawah) dan sektor tertentu, membuat risiko penerbitan dari peringkat maupun sektor tersebut terbatasi.

Adapun tantangan terakhir ialah persaingan dari instrumen subtitusi seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Utang Negara (SUN) berpotensi membayangi dan membuat penyerapan penerbitan masih kurang maksimal. Pengamatan ini didasari pertumbuhan dana potensial yang bisa digunakan masyarakat, sebagaimana tercermin dalam gross national saving rate, lebih lambat dibandingkan penerbitan surat utang dari pemerintah selama beberapa tahun terakhir.

Akibat kondisi tersebut, maka ini dianggap bisa menjadikan risiko penyerapan obligasi korporasi yang diterbitkan di pasar nantinya kurang maksimal.

Load More