Suara.com - Ketidakpastian global yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif proteksionis Amerika Serikat kembali mendorong investor global untuk mencari aset perlindungan (safe haven), dengan emas muncul sebagai pilihan utama.
Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listiyanto, dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (17/4).
Menurut Eko, emas menjadi instrumen investasi yang paling mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat, khususnya investor ritel dari kalangan menengah yang memiliki tabungan “dingin” atau dana cadangan.
“Emas memang dari dulu sudah menjadi safe haven dan salah satu yang istilahnya memang mudah ‘dicerna’ dalam konteks investasi dibandingkan antarmata uang yang lebih sophisticated,” ujarnya.
Kondisi ini diperparah oleh ketegangan dagang yang kembali memanas sejak Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan tarif terhadap sejumlah negara, terutama Tiongkok.
Pasar saham AS pun tertekan, sementara pasar obligasi AS belum menunjukkan pemulihan berarti. Bahkan indeks dolar AS terpantau melemah hingga di bawah level 100.
“Investor menilai tingkat risiko dari ekonomi AS yang meningkat sehingga kemudian mereka meminta imbal hasil yang lebih tinggi untuk obligasi AS terutama yang tenornya jangka pendek,” tambah Eko.
Alih-alih menempatkan dana pada aset dolar AS atau surat utang negara tersebut, investor kini mulai mengalihkan dana mereka ke mata uang lain yang dinilai lebih stabil seperti euro, franc Swiss, dan yen Jepang.
“Daripada mereka mungkin kehilangan atau mengalami kerugian investasi, ya sudah mereka kemudian memilih mata uang yang lebih stabil,” jelas Eko.
Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia Jelang Long Weekend: Naik Tinggi?
Namun, Eko juga mengingatkan bahwa investasi pada valuta asing tidak lepas dari risiko tinggi, terutama dalam jangka pendek karena volatilitas pasar yang sangat tinggi.
Untuk itu, emas dinilai lebih cocok bagi investor yang tidak memerlukan likuiditas cepat dan mengincar kestabilan dalam jangka menengah.
Senada dengan Eko, Ekonom Senior INDEF, Iman Sugema, menyatakan bahwa investasi pada mata uang asing sebaiknya dihindari di tengah dinamika geopolitik yang cepat berubah.
Menurutnya, perang tarif AS bisa mempercepat persaingan antar mata uang untuk menjadi alat transaksi global.
“Kita memang harus lebih bijaksana terutama untuk investasi. Jangan berada di belakang, kita harus selalu di depan. Dan kalau untuk selalu di depan kan kita agak-agak susah. Kira-kira apa? Ya ini ke fundamental saja. Kalau Anda misalkan tidak perlu amat bermain exchange rate, ya sudah aset-aset yang biasa saja, tidak usah yang terlalu volatile,” kata Iman seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) terpantau melonjak signifikan pada Kamis (17/4).
Tag
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam Logam Mulia Jelang Long Weekend: Naik Tinggi?
-
Kawasan Jakarta Utara Dinilai Masih Banyak Dilirik buat Investasi, Ini Sederet Alasannya!
-
Harga Emas Pegadaian Tembus Rp 2 Juta, Warga Berbondong-bondong Beli Emas
-
Perang Dagang Memanas Buat Harga Emas Akan Terus Naik, Pengamat Ramal Nilainya Akan Segini
-
Harga Emas Diramal Makin Bersinar Tahun Ini, Bakal Cetak Sejarah Dunia
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI