Suara.com - Organisasi massa alias ormas yang melakukan aksi premanisme sehingga menghambat investasi ternyata bukan isapan jempol semata. Setidaknya, ormas preman ikut menganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, kata Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno.
Eddy Soeparno melalui akun Instagram pribadinya, dikutip hari Senin (21/4/2025), mengakui mendapatkan informasi ormas preman tersebut saat diundang pemerintah China ke Shenzhen.
"Ada persoalan terkait premanisme ormas yang menganggu pembangunan pabrik BYD," kata Eddy Soeparno.
Dia menegaskan, persoalan premanisme yang dilakukan ormas-ormas ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah agar segera terselesaikan.
Eddy mengkhawatirkan, bila aksi ormas preman itu terus merajalela, para investor asing maupun dalam negeri semakin takut untuk menanamkan modal yang bisa mendongkrak naik perekonomian nasional.
"Dikhawatirkan investor merasa tidak mendapatkan jaminan keamanan. Padahal, hal itu paling mendasar bagi investasi," kata dia lagi.
Untuk diketahui, BYD tengah membangun pabrik produksi di Subang. Sarana tersebut ditargetkan bisa mulai produksi tahun 2026.
Sembari membangun pabrik, BYD juga kekinian mulai penjajakan pemasok lokal guna memenuhi ketentuan pemerintah terkait tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN.
Investasi yang direncanakan BYD senilai Rp 11,7 triliun. Sementara kapasitas produksi yang ditetapkan mencapai 150 ribu unit per tahun.
Baca Juga: GIIAS 2025 Kebanjiran Merek Pendatang Baru, Penyelenggara Pameran Masih Andalkan Venue Lama
Berjaya di pasar Indonesia
BYD menjadi merek mobil hybrid yang diterima secara positif dalam pasar Indonesia. Pada tiga bulan pertama tahun ini, mereka mampu memasarkan 1 juta unit mobil.
Untuk jumlah ekspor BYD mengalami kenaikan 111 persen dari Quartal IV tahun 2024, yakni menjadi 206.084 unit.
Pada Januari - Maret 2025, BYD menjual 990.711 mobil penumpang di seluruh dunia. Angka ini naik 58,7 persen dari 624.398 unit pada periode yang sama 2024 kemarin.
Penjualan mobil listrik murni BYD memang terus naik, tapi mobil-mobil plug in hybrid atau PHEV rupanya semakin laris nan populer di pasaran global.
Dikutip dari CarNewsChina, penjualan mobil listrik BYD pada Q1 2025 sejumlah 416.388 unit, naik 39 persen dari Q1 2024 yang berjumlah 300.114 unit.
Tag
Berita Terkait
-
GIIAS 2025 Kebanjiran Merek Pendatang Baru, Penyelenggara Pameran Masih Andalkan Venue Lama
-
Pesona Geely Panda Mini 2025, Mobil Listrik Imut Pesaing BYD yang Siap Menguasai Kota
-
BYD Perlahan Lampaui Penjualan Toyota, Ternyata Ini Model Paling Diminati
-
BYD Sealion 7 Bukan Kaleng-Kaleng, Hasil Uji Tabrak Mengejutkan
-
Tak Butuh Waktu Lama, Mobil Listrik Bisa Ngebut Lagi! BYD Tawarkan Charging Sekelas Roket
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya