Suara.com - Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) melanjutkan kinerja positif melalui pertumbuhan pendapatan operasional dan penyaluran kredit retail selama Triwulan I-2025. Hal ini berkat kekuatan fundamental bisnis dan pertumbuhan signifikan di segmen bank digital.
Secara total penyaluran kredit SMBC Indonesia meningkat 1% yoy menjadi Rp188,1 triliun. Lalu peningkatan pendapatan operasional sebesar 42% secara year- on-year (yoy) menjadi Rp4,6 triliun pada Triwulan I-2025. Di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi serta tantangan ketidakpastian perekonomian global.
Direktur Utama PT Bank SMBC Indonesia Tbk Henoch Munandar mengatakan catatan positif tersebut juga menegaskan perkembangan bisnis SMBC Indonesia yang baru saja membagikan dividen sebesar Rp562,6 miliar, atau sekitar Rp52,85 per lembar saham. Perseroan pun optimistis untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu institusi keuangan terdepan di Indonesia.
“SMBC Indonesia terus menunjukkan resistensinya terhadap dinamika pasar global yang menantang dengan kinerja operasional yang solid dan berkelanjutan. Pencapaian ini semakin memperkuat langkah kami untuk mengarungi 2025 dengan strategi integrasi bisnis yang efektif untuk melayani setiap segmen nasabah serta menciptakan pertumbuhan yang lebih bermakna bagi masyarakat," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (30/4/2024).
Laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari-Maret 2025 sudah memperhitungkan kinerja Grup OTO. Sementara untuk periode yang sama tahun sebelumnya, SMBC Indonesia belum memperhitungkan kinerja Grup OTO, mengingat akuisisi dilakukan pada akhir Maret 2024.
Bank berhasil membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih meningkat 34% yoy menjadi Rp4,1 triliun,yang antara lain berasal dari pendapatan bunga dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO. Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga dikontribusikan oleh pendapatan fee dari Grup OTO.
Laba bersih setelah pajak (konsolidasi) selama Januari-Maret 2025 mencapai Rp634 miliar, naik 2% yoy. Pencapaian ini juga didukung oleh bergabungnya Grup OTO ke dalam konglomerasi SMBC Indonesia dalam memberikan produk dan layanan untuk nasabah di berbagai segmen.
Kredit retail tumbuh 31% yoy berkat kontribusi dari Joint Finance (282% yoy), Jenius (di luar Digital Micro, 22% yoy), dan Mikro (29% yoy). Sementara itu, kredit korporasi dan komersial lebih rendah sebesar 2% yoy dengan adanya dinamika suku bunga, fluktuasi nilai tukar, dan persaingan pasar yang ketat yang memengaruhi keputusan bisnis korporasi secara umum.
Di sisi lain, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) mencatatkan pertumbuhan 2% yoy yang dapat membantu sektor UKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Bank Jago Catat Laba Rp 60 Miliar di Kuartal I 2025
Lebih lanjut, total aset SMBC Indonesia tumbuh tipis mencapai Rp240,1 triliun. Total dana pihak ketiga lebih rendah sebesar 2% yoy menjadi Rp117,4 triliun. Namun, SMBC Indonesia tetap mempertahankan performa dana pihak ketiga di segmen retail dengan mencatat pertumbuhan sebesar 14% yoy menjadi Rp59,2 triliun, dibandingkan Rp51,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan dana pihak ketiga di segmen retail ini didukung oleh transformasi di sejumlah cabang di sejumlah kota sepanjang Triwulan I-2025, sebagai kelanjutan dari transformasi merek yang diluncurkan Bank menjelang akhir tahun 2024.
Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 6% yoy menjadi Rp75,4 triliun, sehingga berdampak ke rasio CASA yang lebih rendah menjadi sebesar 36%.
Selain itu Jenius, solusi life finance dari SMBC Indonesia bagi masyarakat digital savvy , terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin sektor perbankan digital di Indonesia. Jenius telah membukukan 6 juta pengguna terdaftar pada akhir Maret 2025, naik 8% yoy.
Jenius juga mencatat kenaikan dana pihak ketiga sebesar 19% menjadi Rp31,7 triliun. Pencapaian ini menunjukkan kontribusi penting Jenius dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia, termasuk memperluas akses ke layanan perbankan digital.
Penyaluran kredit oleh Jenius juga meningkat 19% menjadi Rp3,3 triliun. Kenaikan ini adalah bukti kinerja solid dari berbagai produk pinjaman Jenius yang meliputi Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater.
Tag
Berita Terkait
-
Didik Kritik Penempatan Dana Rp200 T di Bank Himbara, Menkeu Purbaya: Dia Harus Belajar Lagi Ya!
-
OJK Catat Likuiditas Bank 'Banjir' Usai Guyuran Dana Rp200 Triliun dari Menkeu
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Rilis Aturan Baru, OJK Minta Bank Laporkan Keuangan Transparan
-
Kucuran Dana Rp 200 Triliun Berpotensi Bikin Kredit Macet, OJK: Tidak Ada yang Dikorbankan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan