Suara.com - Grab Holdings Ltd. (Grab) dengan tegas membantah spekulasi yang beredar mengenai potensi merger dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Menukil Bloomberg pada Selasa (10/6/2025), Grab menegaskan bahwa saat ini tidak ada diskusi penggabungan usaha yang sedang berlangsung.
"Para pihak tidak terlibat dalam diskusi apa pun saat ini dan Grab belum menandatangani perjanjian apa pun yang bersifat mengikat," tulis Manajemen Grab.
Penegasan ini datang di tengah berbagai rumor yang telah beredar di pasar, membuat investor dan pelaku industri bertanya-tanya tentang konsolidasi di sektor teknologi dan ride-hailing di Asia Tenggara.
Manajemen Grab juga menegaskan kembali komitmen kuat mereka terhadap pasar Indonesia. Indonesia disebutkan sebagai negara yang sangat penting dalam menjalankan misi perusahaan. Grab bertekad untuk terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, mitra pengemudi, dan mitra merchant mereka di seluruh Indonesia.
Sebelumnya Danantara dikabarkan tengah menjajaki peluang investasi di PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Langkah ini disebut-sebut sebagai respons terhadap potensi merger antara GOTO dan Grab Holdings yang bisa menimbulkan kekhawatiran monopoli dan dominasi asing di sektor teknologi Indonesia.
Mengutip laporan Bloomberg, Senin (9/5/2025) Danantara sedang dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi saham minoritas di GOTO.
Sumber yang mengetahui pembahasan tersebut menyatakan bahwa investasi Danantara ini dapat menjadi strategi untuk mempertahankan kepemilikan nasional atas entitas gabungan yang mungkin terbentuk dari merger antara GOTO dan Grab.
Baca Juga: GOTO Buka Suara Soal Isu Dicaplok Grab dan Danantara
Isu merger antara dua raksasa teknologi, GoTo dan Grab, memang bukan hal baru. Pembicaraan mengenai potensi penggabungan layanan transportasi dan pesan-antar makanan ini sudah bergulir sejak akhir 2020, bahkan sebelum Gojek bergabung dengan Tokopedia membentuk GoTo Group.
Kabar ini kembali mencuat awal tahun ini, di mana Grab dan GoTo disebut tengah menjajaki berbagai opsi kerja sama, termasuk kemungkinan Grab mengakuisisi GoTo dengan kombinasi tunai dan saham.
Grab, yang awalnya dikenal sebagai GrabTaxi, telah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara.
Lebih dari sekadar aplikasi transportasi online, Grab kini menawarkan berbagai layanan yang memenuhi kebutuhan sehari-hari jutaan penggunanya.
Dimulai pada tahun 2012, Grab dengan cepat berkembang dengan menawarkan layanan transportasi roda dua dan roda empat.
Inovasi ini memberikan alternatif transportasi yang lebih mudah diakses, aman, dan terjangkau bagi masyarakat di kawasan yang seringkali mengalami kemacetan parah.
Seiring waktu, Grab memperluas cakupan layanannya. GrabFood menjadi solusi populer untuk memesan makanan dari berbagai restoran, sementara GrabMart memudahkan pengguna berbelanja kebutuhan sehari-hari dari supermarket dan toko lokal.
Layanan pengiriman barang, GrabExpress, juga menjadi andalan bagi banyak orang untuk mengirim paket dengan cepat dan aman. Keberhasilan Grab tidak lepas dari fokusnya pada inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar lokal.
Perusahaan ini secara aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk UMKM, untuk memperluas jangkauan layanannya dan memberikan dampak positif bagi perekonomian.
Selain itu, Grab juga berinvestasi dalam teknologi pembayaran digital melalui GrabPay. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi secara nontunai, yang semakin populer di era digital ini.
GrabPay juga terintegrasi dengan berbagai merchant, sehingga memudahkan pengguna untuk berbelanja dan membayar tagihan. Namun, perjalanan Grab tidak selalu mulus.
Perusahaan ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk persaingan ketat dari kompetitor, regulasi pemerintah yang berubah-ubah, dan isu-isu terkait kesejahteraan pengemudi dan mitra lainnya.
Meskipun demikian, Grab terus berupaya untuk berinovasi dan meningkatkan layanannya. Dengan fokus pada kepuasan pelanggan dan dampak sosial, Grab bertujuan untuk menjadi platform yang relevan dan berkelanjutan di masa depan. Grab bukan hanya sekadar aplikasi, tetapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Asia Tenggara.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu
-
3 Jenis BBM Shell Ini Masih Langka di Seluruh SPBU