- Mayoritas bank merevisi rencana bisnis dengan target yang lebih konservatif.
- Ketidakpastian global dan dinamika domestik menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan kredit.
- Kondisi likuiditas perbankan masih cukup terjaga dan relatif stabil.
Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan mayoritas bank merevisi rencana bisnisnya tahun ini sebagai penyesuaian terhadap kondisi perekonomian global dan domestik yang saat ini masih penuh dengan dinamika.
Hal ini disampaikan OJK setelah memperhatikan revisi laporan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah diterima. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan sebagian besar bank kini mengubah target menjadi lebih konservatif.
"Secara umum terdapat penyesuaian target menjadi lebih konservatif ke bawah target," kata Dian dalam jawaban tertulis, Selasa (16/9/2025).
Namun demikian, terdapat beberapa bank yang meningkatkan target pertumbuhan kreditnya. OJK menilai bahwa sasaran yang ditetapkan sesuai hasil revisi tersebut masih tetap kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kondisi ketidakpastian global dan dinamika domestik menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan kredit," bebernya.
Selain itu, kinerja penyaluran kredit nasional tetap tumbuh pada Juli 2025 sebesar 7,03 persen yoy menjadi Rp8.043,2 triliun. Di sisi lain, undisbursed loan tumbuh meningkat sebesar 9,52 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang meningkat sebesar 6,89 persen.
"Hal ini mencerminkan adanya kelonggaran tarik kredit di masa depan yang dapat dimanfaatkan oleh debitur dalam melakukan ekspansi usaha. Selain itu, risiko kredit perbankan tetap terjaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL di bawah 3% serta tren coverage pencadangan CKPN yang relatif stabil," katanya.
Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan masih cukup terjaga dan relatif stabil, dengan AL/DPK dan AL/NCD di atas threshold (10% dan 50%), juga dengan LDR yang baik (melebihi batas bawah 78% namun tidak melampaui batas atas 92%). Kondisi demikian mengindikasikan bahwa pada dasarnya perbankan masih memiliki ruang untuk melanjutkan penyaluran kredit.
"Optimisme proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cukup baik serta percepatan belanja pemerintah diharapkan dapat menarik minat investasi ke domestik dan meningkatkan permintaan kredit," bebernya.
Baca Juga: OJK Minta Menkeu Baru Perkuat Koordinasi untuk Dorong Ekonomi Indonesia
OJK menilai bahwa perlambatan pertumbuhan kredit ini bersifat siklikal dan merupakan pergerakan normal dalam siklus ekonomi dan bukan tanda pelemahan struktural jangka panjang. Berdasarkan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) TW III-2025, optimisme terhadap ekspektasi kinerja perbankan ditunjukkan dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83.
Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi bahwa kredit masih akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kredit serta didukung dengan usaha bank dalam melakukan ekspansi kredit pada pipeline yang tersedia. Hal ini juga tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang naik menjadi 51,5 di Agustus 2025 yang menandakan pemulihan aktivitas produksi.
"Dengan demikian, OJK melihat bahwa penyaluran kredit ke depan dengan memantau perkembangan pencapaian penyaluran kredit Triwulan III - 2025 akan kembali meningkat dan sesuai dengan target untuk tahun 2025," tandasnya.
Berita Terkait
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
-
Dongkrak Kredit, OJK Rilis Aturan Pembiayaan UMKM
-
Dituduh Kartel Bunga Pindar, AFPI: Kami Ikuti Arahan OJK Demi Lindungi Konsumen!
-
Pinjol Ilegal Merajalela? KPPU Panggil 97 Perusahaan dan OJK
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu
-
3 Jenis BBM Shell Ini Masih Langka di Seluruh SPBU
-
BTN Bergabung dengan PCAF, Targetkan Nol Emisi Karbon dari Pembiayaan